Jakarta (ANTARA News) - Pedagang kaki lima di sekitar Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, memanfaatkan peluang konser konser grup musik beraliran rock "Guns N Roses" pada Kamis dengan menjajakan dagangannya.

"Saya jual baju 'Guns N Roses' dan jas hujan," ujar seorang penjual, Yus di Jakarta pada Kamis.

Yus menjual baju kaos seharga Rp120 ribu dan masih bisa ditawar.

Baju kaos berwarna hitam dengan logo khas bunga mawar dan pistol beraliran rock asal Amerika itu dijajakan di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) GBK dan menawarkan barang dagangannya ke para pejalan kaki yang melintasi JPO.

Selain Yus, pedagang lainnya bernama Adim menjual ikat kepala bertuliskan "Guns N Roses" seharga Rp5 ribu.

Pedagang kaki lima (PKL) mengaku cukup ramai orang membeli barang dagangannya yang diproduksi dari dalam negeri tersebut.

Penggemar "Guns N Roses" memenuhi halte Transjakarta GBK. Umumnya mereka datang bersama teman-teman maupun keluarga.

Situasi lalu lintas terpantau aman dan kondusif, meski cukup ramai menjelang malam.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengamankan konser grup musik beraliran rock "Guns N Roses" di GBK.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono menyebutkan pasukan pengamanan yang mencapai 3.237 personel berasal dari Polri, TNI, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Pemadam Kebakaran dan lainnya.

Argo mengatakan aparat kepolisian akan menerapkan sistem pengamanan terbagi empat lapisan (ring).

Ring pertama berada di lokasi konser Stadion GBK, ring dua dan tiga di pintu akses masuk GBK serta parkiran. Sedangkan ring empat di luar kawasan GBK.

Petugas mengamankan sejak pagi untuk mengawal pertukaran tiket hingga malam pertunjukkan selesai karena diperkirakan 50.000 orang menonton konser bertemakan "Not In This Lifetime" Tour Jakarta 2018 itu.

Baca juga: Polda siap amankan konser "Guns n Roses"
Baca juga: Guns N' Roses siapkan pertunjukan selama tiga jam
Baca juga: Jelang konser Guns N' Roses, rumput stadion GBK ditutup

Pewarta: Tessa Qurrata Aini
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018