Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali menyatakan PPP meski berasas Islam namun di dalam berpolitik harus bergeser ke tengah menjadi partai pluralis. Tanpa langkah itu, kata Suryadharma, saat menyampaikan pidato pembukaan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Politik PPP di Jakarta, Sabtu malam. "Ke depan PPP harus ke tengah, pluralis, kalau tidak sulit untuk memperoleh kenaikan suara secara signifikan," katanya di hadapan peserta Rakornas yang terdiri dari unsur DPP PPP, organisasi sayap PPP, dan DPW PPP seluruh Indonesia. Dikatakannya, sebuah survey menunjukkan bahwa masyarakat cenderung sekuler di dalam politik sehingga meski umat Islam di Indonesia mayoritas perolehan partai berasas Islam kalah dengan partai nasionalis. Dalam konteks ini, katanya, dukungan partai terhadap penerapan syariat Islam tidak otomatis akan meningkatkan dukungan umat Islam pada partai tersebut. Suryadharma mengatakan, data menunjukkan perolehan suara PPP terus menurun secara siginifikan. Pada Pemilu 1977 PPP memperoleh 29,3 persen, turun tajam pada Pemilu 1999 menjadi 11, 14 persen. Pada Pemilu 2004 hanya meraih 8,15 persen. "Sebagai partai warisan ulama jangan sampai PPP terus ditinggalkan konstituen," kata Suryadharma yang juga Menteri Koperasi dan UKM tersebut. Oleh karena itu, katanya, ada beberapa hal yang harus dilakukan PPP, antara lain PPP harus jadi partai dakwah dengan jangkauan yang lebih luas. "Jadi bukan hanya mereka yang memakai kopiah dan berjilbab saja. Tetapi juga yang tidak berkopiah dan tidak berjilbab," katanya. Oleh karena itu, katanya, sambil memelihara konstituen lama, PPP harus lebih aktif menyentuh masyarakat yang selama ini belum disentuh, termasuk kalangan profesi dan anak muda.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007