Bangunan-bangunan yang roboh diguncang gempa, akan direvitalisasi. Anggarannya sudah diajukan untuk tahun 2019Palu, (ANTARA News) - Pemerintah merevitalisasi sejumlah perguruan tinggi yang rusak terdampak gempa di Sulawesi Tengah dan Lombok, Nusa Tenggara Barat, sebagai bentuk upaya pemulihan peran kampus.
"Peran perguruan tinggi yang di bawah Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, kami lakukan revitalisasi," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis.
Ia menyampaikan upaya revitalisasi itu kepada wartawan, setelah memberi kuliah kepada civitas akademik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu.
Nasir mengatakan bangunan perguruan tinggi yang rusak karena terdampak guncangan gempa, akan diperbaiki untuk dipulihkan.
"Bangunan-bangunan yang roboh diguncang gempa, akan direvitalisasi. Anggarannya sudah diajukan untuk tahun 2019," kata Mohammad Nasir.
Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi telah menyusun dan mengajukan anggaran revitalisasi perguruan tinggi negeri dan swasta yang terdampak gempa.
Perguruan tinggi di Sulawesi Tengah, Universitas Tadulako misalkan, sebut dia, akan diperbaiki atau direvitalisasi dengan anggaran kurang lebih senilai Rp283 miliar.
"Contoh seperti Universitas Tadulako, kami siapkan anggaran senilai Rp283 miliar untuk pemulihan kembali kampus tersebut, untuk perbaikan gedung-gedung yang rusak," katanya.
Selain merevitalisasi perguruan tinggi, Kemenristek-Dikti juga menyiapkan beasiswa bagi mahasiswa korban gempa, likuifaksi dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Pemerintah melalui kementerian tersebut telah menyalurkan 4.000 beasiswa untuk mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta di Lombok.
Baca juga: Pemerintah siapkan beasiswa mahasiswa korban gempa Sulteng
Baca juga: Bangunan IAIN Palu rusak akibat gempa tsunami
Baca juga: Mahasiswa Untad Palu sementara akan kuliah di Unhas Makassar
Baca juga: UI siap terima mahasiswa Universitas Tadulako Palu
Baca juga: Pemerintah sediakan 5.000 beasiswa korban gempa Lombok
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018