Berdasarkan pantauan di lapangan, banjir di Jalan Andir-Ciputat, Dayeuhkolot mencapai pinggang orang dewasa. Keadaan ini membuat akses jalan terputus baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
Sejumlah warga yang akan beraktivitas harus berputar mencari jalan alternatif karena selain ketinggian air juga airnya berlumpur akibat luapan Sungai Citarum yang ada di sebelah kanan jalan.
"Akses cepat ya pakai delman atau perahu rakit kalau di dalam. Tak bisa pakai kendaraan bermotor," kata Deni Sumarna (27), warga yang ditemui di lokasi banjir, Kamis.
Genangan banjir juga tampak sebelum Jembatan Dayeuhkolot. Kendaraan dari arah Banjaran menuju Dayeuhkolot harus mencari jalan alternatif.
Tak sedikit para pengguna motor yang memaksakan untuk melewati hadangan banjir. Namun saat berada di tengah-tengah banjir motor yang mereka tumpangi mogok.
Menurut Deni, banjir ini yang kedua kalinya dalam periode satu bulan terakhir. Beberapa hari lalu, kawasan Andir sempat terjadi banjir namun tak setinggi kali ini.
"Kemarin-kemarin mah cuma semata kaki, sekarang sampai pinggang terus berlumpur," katanya.
Karena telah "bersahabat" dengan banjir sejak puluhan tahun, ia tidak terlalu panik saat masuk musim penghujan dan telah mempersiapkan segalanya.
"Paling yang ditakutkan itu wabah penyakitnya. Kalau banjir mah udah setiap tahun terjadi," kata dia.
Baca juga: Banjir kembali kepung Kota Bandung
Baca juga: Jawa Barat siapkan strategi normalisasi Sungai Citarum
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018