Yogyakarta (ANTARA News) - Stok semua jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti premium, solar, minyak tanah dan aftur untuk Ramadhan dan Lebaran tahun ini aman, dengan jumlah stok untuk seluruh jenis BBM tersebut sebesar 1 juta barel per hari. "Setiap 20 hari stok tersebut dievaluasi, kalau kebutuhan meningkat ya ditambah, tapi kalau menurun, stok tetap. Untuk 20 hari, stoknya 20 juta barel. Ini stok aman," kata Direktur Utama PT Pertamina, Ari H Soemarno usai penandatanganan kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tentang penelitian dan pengembangan fasilitas pendidikan, di Yogyakarta, Sabtu. Karena itu, menurut dia, masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi kelangkaan BBM saat Ramadhan dan Lebaran, mengingat Pertamina sudah memperhitungkan dengan baik kebutuhan masyarakat akan BBM. Stok 1 juta barel per hari sudah mencukupi. Ia mengatakan pada Lebaran memang terjadi kenaikan permintaan BBM, tetapi jumlahnya tidak signifikan. Kenaikan permintaan terjadi pada minyak tanah, premium dan aftur karena pemakaian yang meningkat. Mengenai sumber tambang yang berkurang, ia mengatakan jika satu sumber ditambang terus menerus jelas cadangan akan berkurang, tetapi Pertamina tetap berusaha untuk mempertahankan tingkat cadangan minyak mentah dengan berbagai cara seperti eksplorasi, penelitian, pencarian sumber baru, dan penggunaan teknologi . "Prediksi bahwa cadangan (minyak mentah) akan habis, itu biasa. Yang penting dilakukan berbagai upaya penelitian dan eksplorasi sehingga ditemukan sumber baru untuk mempertahankan cadangan," katanya. Menyinggung konversi minyak tanah ke gas, ia mengatakan pelaksanaan konversi tersebut ditargetkan selesai pada 2010, dengan total 26 juta tabung dan kompor akan dibagikan. Tahun ini dibagikan 5-6 juta tabung. Menurut dia, sebelum konversi dilaksanakan Pertamina melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan melibatkan perguruan tinggi. Selain itu, ada petugas penyuluh lapangan dari Pertamina yang datang ke kampung dan desa untuk melakukan sosialisasi. "Tenaga penyuluh itu akan diambilkan dari pemda setempat," katanya. Selain konversi, juga disosialisakan masalah teknis, seperti bagaimana memasang selang gas, dan bagaimana menggunakan kompor gas itu. Ia mengatakan sosialisasi tentang konversi minyak tanah ke gas kepada ibu rumah tangga cukup mudah. "Yang sulit adalah mengubah budaya pengopolosan yang dilakukan industri. Misalnya solar dioplos dengan minyak tanah untuk bahan bakar mesin disel," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007