Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri belum menyampaikan kesediaannya untuk dicalonkan kembali dalam Pemilihan Presiden 2009. Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Pusat(Deperpu) Partai Taufiq Kiemas, di Jakarta, Sabtu, pencalonan Megawati sebagai Presiden masih menanti suara dari rakyat. Saat ini, katanya, yang terpenting adalah peguatan dan perbaikan kinerja partai. "Ibu Megawati masih menunggu sinyal dari rakyat," katanya yang ditemui disela-sela Rapat Kerja Nasional II, PDIP, di Pekan Raya Jakarta (PRJ). Hal serupa juga disampaikan Ketua Fraksi PDI Perjuangan Tjahyo Kumolo yang juga hadir dalam rapat kerja nasional tersebut. Tjahjo mengatakan hingga saat ini calon presiden dari PDI Perjuangan masih Megawati karena sosoknya dianggap pantas untuk memimpin bangsa Indonesia. "Kalau partai jelas memutuskan beliau (Megawati) sekarang kita hargai beliau untuk menyatakan ya atau tidak secara resmi," ujarnya. Tjahyo mengatakan Megawati sedang menimbang syarat yang diajukannya dapat dicalonkan yaitu PDI harus menjadi partai yang solid, memiliki kesempatan untuk menang pada 2009, mampu menambah jumlah suara pendukung, serta faktor regional dan nasional. "Pada 2004 kita mendapatkan 18,9 juta suara, sementara jumlah anggota kita yaitu 11,6 juta," kata Tjahyo. Sementara, menurut Sekretaris Jenderal PDIP Pramono Anung, seluruh cabang PDIP telah menyatakan dukungannya terhadap calon tunggal Megawati. "Tidak ada satu pun daerah yang menolak pencalonan ini. Mungkin kalau saya boleh sombong PDIP adalah satu-satunya partai yang solid (dalam masalah pencalonan tersebut)," kata Pramono. Megawati, disebutnya , belum memberikan kata akhir dalam aspirasi pencalonan tersebut dan hanya berkata, "Sudahlah, kamu benahi sampai benar. Saya ingin lihat kesungguhan `anak` saya". Jika sampai akhir Rakornas pada Senin (10/9) nanti belum ada keputusan dari Megawati, hal tersebut akan dilanjutkan pada Rakernas selanjutnya di Makasar pada bulan Desember.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007