Kami ingin kopi lokal dari Indonesia bisa memiliki kualitas internasional
Nusa Dua (ANTARA News) - Tanamera Coffee Indonesia, usaha kopi yang menghadirkan racikan kopi dari berbagai daerah di Indonesia, siap berekspansi ke negeri jiran Singapura untuk menghadirkan nikmatnya "si hitam" bagi para pencinta kopi di sana.
"Maret 2019 rencananya gerai pertama kami di Singapura akan buka," kata Dini Aryani Criddle, pemilik Tanamera Coffee Indonesia, saat wawancara terbatas dengan media pada ajang World Conference on Creative Economy (WCCE) di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Menurut Dini, Singapura juga menjadi negara pertama yang dipilih sebagai tempat ekspansi usaha kopi yang beroperasi sejak akhir 2013 ini.
Terdapat berbagai pertimbangan hingga akhirnya Dini memilih Singapura, di antaranya adalah kawasan untuk membuka gerai merupakan area yang sangat sibuk, di mana ratusan orang dari berbagai negara dengan kepentingan bisnis berlalu lalang setiap harinya.
"Ini memang sudah dipertimbangkan, mulai dari jarak, logistik. Karena kami buka di pusat bisnis, jadi banyak orang dari seluruh dunia ke sana. Sewanya juga mahal, karena areanya bagus sekali," ungkap Dini.
Khusus untuk sewa tempat, lanjut Dini, ia perlu merogoh Rp350 juta per bulannya. Sedangkan untuk membuka usaha di sana, Dini menggelontorkan investasi hingga Rp8 miliar.
Pebisnis perempuan ini optimistis bahwa kopi racikannya dapat diterima oleh pencinta kopi di seluruh dunia.
Terbukti, hingga saat ini, Tanamera telah meraih 44 penghargaan dari dalam maupun luar negeri terkait racikan kopi yang diklaim mengedepankan kualitas rasa internasional.
"Ini memang menjadi visi misi kami. Kami ingin kopi lokal dari Indonesia bisa memiliki kualitas internasional," pungkasnya,
Hingga kini, Tanamera memiliki 12 kelompok tani binaan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, di antaranya di Flores, Toraja, Solok, Jawa Barat, dan Ijen.
Dini berupaya meningkatkan terus kapasitas produksi kopinya dari 2 ton per bulan pada awal beroperasi hingga 20 ton per bulan pada 2018.
"Tahun depan, kami targetkan 30 ton per bulan dari setiap petani binaan kami," ungkapnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018