Lubukbasung, Sumbar, 7/11 (ANTARA News) - Hujan deras menyambut kedatangan para pebalap memasuki garis finis etape IV Tour de Singkarak (TdS) di Ambun Pagi, Kecamatam Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu.
Hujan turun saat para pebalap memasuki garis finis, sehingga para penonton yang berada di garis finis itu langsung mencari warung dan rumah di sekitar lokasi itu untuk berteduh.
Salah seorang warga Agam, Hones (30) di Lubukbasung, Rabu, mengatakan, hujan turun setelah enam dari 114 pembalap memasuki garis finis.
Ia langsung berteduh di warung dengan jarak beberapa meter dari lokasi berdiri.
"Seluruh penonton mencari lokasi yang aman di sekitar garis finis," karanya.
Hujan turun sampai pelaksanaan penyerahan hadiah bagi pemenang, sehingga para tamu undangan terpaksa berdiri pedium utama.
Warga lainnya, Rahmat Hidayat (31), menambahkan, hujan juga melanda daerah itu saat TdS pada 2017. Namun hujan turun setelah seluruh pebalap memasuki garis finis dan istirahat.
"Hujan turun setelah penyerahan hadiah di Objek Wisata Ambun Pagi," tegasnya.
Bupati Agam, Indra Catri, mengatakan hujan ini merupakan sensasi di Ambun Pagi, karena hujan turun kapan saja, apalagi saat akhir tahun. Pada TdS tahun ini, penampilan kesenian tari piring, tambua tansa, pecah kaca dan lainnya ditampilkan saat curah hujan tinggi.
"Biasanya lampu padam saat penampilan kesenian setiap acara dan saat ini hujan datang," katanya.
Juara pertama pada etape yang start Danau Cimpago Kota Padang itu diraih oleh Chaiyasombat Thanakha dari Thailand dengan waktu 3 jam 52 menit 6 detik, juara kedua diraih oleh Van Engelen Adne dari Jerman dengan waktu beriringan dan juara tiga diraih oleh Park Sanghong dari Korea Selatan dengan waktu 3 jam 52 menit 39 detik.
(KR-MLN).
Baca juga: Tour de Singkarak beri dampak positif pariwisata Sumbar
Baca juga: Tour de Singkarak 2018 tetap didukung pusat
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2018