Hari ini kami di sini tidak untuk mendefinisikan atau memperjuangkan ekonomi kreatif, tetapi berbagi ide untuk memelihara perkembangan ekonomi kreatif globalNusa Dua, Bali (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengajak pelaku ekonomi kreatif dari 45 negara yang menghadiri Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia atau World Conference Economy Creative (WCCE) di Nusa Dua, Bali, berkolaborasi mengembangkan ekonomi kreatif.
"Sebagai Menteri Luar Negeri, tiga prioritas utama yang selalu saya ingat. Pertama, kolaborasi, kedua kolaborasi, dan ketiga kolaborasi. Oleh karena itu, hari ini kami di sini tidak untuk mendefinisikan atau memperjuangkan ekonomi kreatif, tetapi berbagi ide untuk memelihara perkembangan ekonomi kreatif global," katanya di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Retno menyampaikan, pengembangan ekonomi kreatif harus menerapkan prinsip bahwa tak ada yang tertinggal.
Ia menyampaikan, ekonomi kreatif tidak boleh bersifat eksklusif hanya bagi mereka yang memiliki sarana mumpuni, namun harus membuka peluang bagi semua orang.
"Sejumlah contoh inklusivitas dalam ekonomi kreatif, di antaranya industri musik yang telah menjadi pendorong utama pekerjaan, ekspor, dan penerimaan pajak," ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, industri penerbitan yang membuat pendidikan lebih mudah diakses melalui ketersediaan buku teks dalam bentuk tradisional dan digital.
Menurutnya, dengan perkembangan teknologi yang luas saat ini, ekonomi kreatif secara global dapat benar-benar inklusif dan dapat diakses oleh semua orang di mana saja dari seluruh penjuru dunia.
Seluruh negara, disampaikan Retno, harus terus menggabungkan kekuatan logika, keindahan imajinasi dan keajaiban teknologi, termasuk teknologi digital, semuanya dalam satu keranjang yang disebut inovasi.
"Oleh karena itu, tugas kita adalah memperkuat kemitraan untuk inovasi," pungkas Retno.
Baca juga: "We Will Rock You" tandai pembukaan Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia
Baca juga: Perhelatan WCCE di Bali siap hadirkan sineas pemenang Emmy Awards
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018