Tokyo (ANTARA News) - KBRI Tokyo kian serius melakukan pembenahan pelayanan publik dengan mengintensifkan kegiatan pelayanan berpola "jemput bola" untuk layanan keimigrasian dan perlindungan warga, sekaligus memastikan kondisi warga negara Indonesia di seantero Jepang. Wakil Kepala Perwakilan RI untuk Jepang Iwan Wirana-Atmadja mengatakan hal itu di Tokyo, Sabtu, berkaitan dengan upaya peningkatan pelayanan KBRI Tokyo. "KBRI terus berbenah menyempurnakan pelayanannya, baik dalam pelayanan keimigrasian, dan perlindungan warga, sekaligus memperbaharui data mengenai WNI yang ada di Jepang," kata Iwan Wiranata-Atmadja. Ia menerangkan, kemudahan pelayanan itu dilakukan dengan melakukan kegiatan jemput bola ke daerah-daerah yang menjadi kantong-kantong permukiman warga Indonesia. Dengan demikian warga menjadi terbantu dan merasakan kehadiran wakil pemerintahnya di Jepang. Menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan masih bertele-telenya pengurusan paspor dan visa ataupun masalah lainnya, Iwan mengatakan bahwa saat ini pembenahan yang dilakukan juga menyangkut ke dalam, dan itu sudah berjalan baik. Dengan demikian keluhan warga Indonesia ataupun warga Jepang tidak akan ada lagi. "Rotasi staf dan juga pembenahan mekanisme pelayanan sudah dilakukan guna memberikan kemudahan serta kenyamanan," ujar calon Dubes RI untuk Iran itu. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa aksi jemput bola yang dikoordinasikan oleh kepala konsuler serta atase imigrasi itu untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit dan secara bertahap nantinya dapat menjangkau semua warga Indonesia yang berada di pelosok-pelosok kota Jepang. "Aksi pelayanan keimigrasian, sosialisasi UU kewarganegaraan yang baru serta upaya-upaya perlindungan hukum kepada warga terus digalakkan," ujarnya. Sebelumnya, KBRI Tokyo kerap mendapat sorotan dari warga Indonesia dan juga warga Jepang, namun di bawah kepemimpinan Dubes Jusuf Anwar, KBRI Tokyo bertekad untuk membenahi pelayanan publik, katanya. Sejak awal tahun 2007, aksi jemput bola dilakukan beberapa kali, yaitu mulai dari kawasan Niigata, yang menjadi pilihan favorit mahasiswa pascasarjana Indonesia untuk meneruskan studinya, kemudian ke Nagoya, salah satu kota besar di Jepang dan menjadi kantung permukiman bagi pekerja dan warga yang melakukan kawin campuran Indonesia - Jepang. Demikian juga dengan Sendai dan Yokohama, yang baru-baru ini dikunjungi tim KBRI, sedangkan target berikutnya adalah daerah Nagano dan Hiroshima. Banyak warga yang didatangi berkomentar positif, karena selain menghemat waktu, mereka juga tidak perlu membuang biaya yang cukup besar untuk datang ke Tokyo atau KJRI di Osaka. Selain itu, mereka juga bisa langsung mendapatkan paspor ataupun surat keterangan lainnya. Begitu juga dengan anak-anak hasil kawin campur yang langsung memperoleh status WNI, yang sebelumnya tidak dimungkinkan dalam UU kewarganegaraan yang lama. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007