Seoul (ANTARA News) - Warga Korea Utara (Korut) mengorbankan anggota keluarganya, termasuk anak kandungnya, demi menyelamatkan foto mantan pemimpin atau pemimpin mereka, ketika banjir besar melanda negara itu bulan lalu. "Perhatian sebagian orang langsung tertuju untuk menyelamatkan foto mendiang Presiden Kim Il-Sung dan pemimpin Kim Jong-Il daripada menyelamatkan keluaganya," kata kantor berita pemerintah Korut (KCNA) pada Jumat. Kantor berita itu menyebutkan, seorang petani di kawasan Phyonggang kehilangan istri dan anaknya akibat longsor, namun dia berhasil menyelamatkan foto-foto tersebut. Seorang pekerja pabrik makanan di kawasan Ichon "dengan teguh memegang foto-foto itu saat banjir, meski anak perempuannya, yang berumur lima tahun, lepas dari punggungnya," kata kantor berita tersebut. Sejumlah mayat ditemukan dalam keadaan memeluk foto-foto itu, kata KCNA dalam berita berjudul "Semangat Mempertahankan Pemimpin dengan Nyawa Ditunjukkan di Wilayah Banjir". "Setelah banjir surut, mayat digali dari endapan lumpur. Di dada mereka ditemukan foto terbungkus kertas vinyl untuk mencegah foto itu terkena air." kata KCNA. Sekitar seribu keluarga di Hoeyang, kira-kira 120 kilometer arah timur Pyongyang, menyaksikan rumah mereka disapu banjir pada 9 Agustus, namun foto kedua tokoh tersebut lebih dulu diselamatkan. Banyak orang "tanpa ragu bergegas masuk bangunan umum dan rumah untuk menyelamatkan foto tersebut, karena tahu bangunan itu akan segera remuk", kata kantor berita tersebut. Foto Kim Jong-Il ada di rumah, kantor, bangunan umum dan digantung bersama foto tokoh pemimpin pertama Korea Utara Kim Il-Sung, yang meninggal pada 1994, namun menjadi presiden "abadi". Warga merusak foto itu dapat dikenai hukuman berat, meski dilakukan tanpa sengaja. Media resmi mengemukakan lebih dari 600 orang tewas atau hilang akibat banjir itu, yang menghancurkan rumah 240 ribu keluarga. Kementerian pertanian Korea Utara menyebutkan seperlima panen padi di negara itu rusak akibat banjir tersebut. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007