Jakarta (ANTARA News) - Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2018 hendaknya dijadikan momentum untuk mengembalikan semangat cinta Tanah Air, terutama bagi generasi milenial, di tengah banyaknya cobaan yang dihadapi bangsa Indonesia akhir-akhir ini seperti intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

Bentuk perjuangan para pahlawan dengan generasi penerus sekarang ini jelas berbeda. Sekarang tugas generasi milenial bukan mengangkat senjata, tetapi belajar dengan baik, ikuti aturan, dan ketentuan yang ada, dan jangan melawan arus, kata Sekretaris Menko Polhukam Letjen TNI Agus Surya Bakti di Jakarta, Selasa.

"Jadilah pahlawan milenial dengan taat aturan, cinta damai, dan NKRI,” tukas suami artis Bella Saphira itu sebagaimana dikutip dalam siaran pers.

Bangsa Indonesia harus bersyukur dan bangga dengan perjuangan para pahlawan yang telah membuat kita bisa seperti sekarang ini. Untuk itu, kata Agus, generasi milenial sebagai pewaris perjuangan harus mewarisi semangat para pahlawan agar perjuangannya bisa sama dengan perjuangan masa kemerdekaan dulu.

"Nuansanya memang beda, tapi semangatnya tetap harus sama,” katanya.

Mantan Pangdam VII Wirabuana ini yakin bila para generasi milenial sekarang bisa mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif dan dalam ketentuan yang ada, Indonesia akan menjadi negara yang besar, kuat, dan damai.

Mantan Deputi 1 BNPT ini juga menyoroti keberadaan media sosial yang dinilai tidak membawa manfaat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan, Letjen Agus Surya Bakti menilai medsos justru lebih banyak dijadikan alat untuk menghancurkan bangsa.

Terbukti, medsos sekarang digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu yang ingin memecah belah NKRI dengan menebar hoaks, ujaran kebencian, dan adu domba.

“Sadari itu bahwa itu musuh. Kalau kita tahu itu musuh, maka kita akan bisa mengendalikan dia. Jadi jangan sampai medsos mengendalikan kita. Justru kendalikan medsos dengan menebar nilai-nilai luhur bangsa, saling menghormati, dan saling menghargai sesama,” tutur Agus SB.

Saat menjabat Deputi 1 BNPT, Letjen Agus Surya Bakti adalah pencetus program Tahun Damai di Dunia Maya pada tahun 2015 yang kemudian berlanjut dengan Tahun Cerdas di Dunia Maya pada 2016.

Dari dua program itulah kemudian dibentuk duta damai dunia maya yang beranggotakan generasi muda pegiat dunia maya. Tugas mereka adalah memenuhi dunia maya dengan konten positif berupa tulisan, meme, foto, dan video.

Sekarang duta damai dunia maya telah tersebar di 12 provinsi di Indonesia dan keberadaan mereka terbukti mampu meredam propaganda negatif, terutama propaganda radikalisme dan terorisme.

Pewarta: Suryanto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018