Islamabad (ANTARA News) - Gerilyawan memenggal kepala dua wanita yang diduga Pekerja Seks Komersial (PSK) dan membom puluhan toko di Provinsi Perbatasan Baratlaut (NWFP), wilayah bergolak Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan, kata polisi setempat, Jumat.
Dua tubuh dan kepala terputus ditemukan di daerah pinggiran kota Bannu dengan sepucuk surat yang mengatakan bahwa wanita-wanita itu pelacur dan mereka yang kedapatan menjanjakan seks akan menemui nasib serupa, kata kepala kepolisian wilayah tersebut Dar Ali Khattak kepada kantor berita DPA.
Kota-kota di provinsi perbatasan itu semakin menjadi sasaran intimidasi kelompok garis keras yang ingin menerapkan aturan yang bergaya Taliban.
Di Mangora, sekitar 200 kilometer ke arah utara, lima bom rakitan diledakkan dalam serangan menjelang fajar di dua pasar. Sebanyak 50 toko hancur, terutama toko audio dan video.
"Pemilik toko menerima surat-surat ancaman 15 hari lalu yang meminta mereka menutup tempat usaha mereka atau menghadapi pemboman," kata kepala kepolisian daerah itu Iqbal Ahmed.
Tidak ada yang cedera dalam ledakan-ledakan itu, yang diduga dilakukan oleh gerilyawan pro-Taliban yang menganggap penjualan, pembelian dan penyewaan rekaman-rekaman audio dan video sebagai tidak bermoral dan tidak Islami.
Pedagang juga menerima surat-surat yang mengancam pembalasan jika mereka menjual kosmetik, sementara kaum wanita diperingatkan agar tidak mengunjungi toko kecuali jika didampingi oleh keluarga pria, kata pejabat kepolisian tersebut.
Peningkatan serangan terhadap pasukan keamanan juga terjadi di provinsi itu sejak pasukan pada Juli menyerang Masjid Merah Islamabad yang menjadi markas ulama garis keras yang menuntut penegakan hukum ketat Islam di Pakistan.
Puluhan polisi dan prajurit tewas dalam pemboman dan bentrokan sejak operasi itu, yang disusul dengan runtuhnya perjanjian perdamaian antara pemerintah dan kelompok-kelompok suku pro-Taliban. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007