Mamuju (ANTARA News) - Pusat gempa Regional IV Makassar Sulawesi Selatan mencatat, sudah 67 kali gempa melanda wilayah Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat sejak Sabtu (3/6) hingga Selasa ini.
"Jadi, gempa di Mamasa sudah teramati sejak Sabtu (3/11) dan hingga Selasa ini sudah terjadi 67 kali gempa," kata staf Pusat gempa Regional IV Makassar Indah Kurniawati, yang dihubungi dari Mamuju, Selasa sore.
Sebelumnya dilaporkan, gempa yang berpusat di wilayah Kabupaten Mamasa, Sulbar juga dirasakan di sejumlah kabupaten lainnya di Sulbar dan Sulawesi Selatan.
"Gempa-gempa ini terjadi di Kabupaten Mamasa, khususnya yang terjadi pada Selasa dinihari dengan kekuatan 5,5 magnitudo, juga dirasakan masyarakat di wilayah Sulsel, yakni di Kabupaten Tana Toraja dan Palopo. Getaran gempa itu juga terasa di wilayah Sulbar lainnya, yakni di Kabupaten Majene, Polewali Mandar dan Mamuju," terang Indah Kurniawati.
Pada Selasa, menurut prakirawan BMKG Majene Arman, sudah tiga kali terjadi gempa susulan di Kabupaten Mamasa.
Yang pertama gempa berkekuatan 5,5 magnitudo pada Selasa dinihari sekitar pukul 02.35 WITA, disusul gempa pada pukul 11.18 WITA berkekuatan 4,6 magnitudo dengan pusat gempa berada di darat enam kilometer Tenggara Mamasa.
"Gempa terbaru hari ini, yakni pada pukul 12.51 WITA dengan kekuatan 3,3 magnitudo di arah 22 kilometer Tenggara Mamasa dengan kedalaman 10 kilometer," ujar Arman.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan serta tidak percaya dengan adanya informasi yang menyebutkan bahwa gempa di Mamasa sama dengan gempa Palu Sulawesi Tengah dan Lombok, Nusa Tenggara Barat yang magnitudonya lebih besar.
"Kami mengimbau masyarakat agar tenang namun tetap meningkatkan kewaspadaan sebab kita tidak bisa memprediksi kapan akan terjadi gempa susulan," ujar Arman.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mamasa Asri Thomas mengatakan, gempa yang terjadi pada Selasa dinihari dengan kekuatan 5,5 magnitudo itu, menyebabkan sejumlah rumah warga mengalami retak.
"Memang, ada rumah-rumah warga yang retak tetapi tidak terlalu parah. Hanya saja, masyarakat sangat panik sebab guncangan gempa yang terjadi pada Selasa dinihari itu sangat keras," kata Asri Thomas.
Walaupun tidak menimbulkan kerusakan signifikan pada sejumlah bangunan, namun aktivitas perkantoran mapun belajar mengajar di sejumlah sekolah di Kabupaten Mamasa terganggu.
"Tentu terganggu karena masyarakat panik dan sebagian besar mengungsi. Pemerintah kabupaten sendiri sudah mengumumkan bahwa aktivitas belajar mengajar di sekolah hari ini diliburkan. Kami berharap, tidak ada lagi gempa susulan sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa," tutur Asri Thomas.
Baca juga: Serangkaian gempa guncang Mamasa, picu kepanikan warga
Baca juga: Warga Mamasa masih trauma pascagempa beruntun
Pewarta: Amirullah
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018