Kami masih perkirakan kuartal IV relatif sama dengan kuartal III untuk pertumbuhan ekonomi
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2018 tidak akan berbeda jauh dari kuartal III 2018 yang sebesar 5,17 persen, sehingga secara keseluruhan pada 2018, perekonomian masih terakselerasi di kisaran bawah 5-5,4 persen (tahun ke tahun).
"Kami masih lihat perkiraan itu untuk sepanjang 2018 (full year) karena kami lihat secara keseluruhan, mungkin perbaikan pada kuartal IV tidak akan bisa sendirian mendorong keseluruhan tahun," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Jakarta, Selasa.
Pada kuartal IV 2018 atau kuartal terakhir tahun ini, Bank Sentral melihat akan terjadi peningkatan konsumsi domestik sebagai motor utama perekonomian.
Hal itu ditambah pertumbuhan nilai ekspor yang bisa mendongkrak pendapatan masyarakat, meskipun belum tentu bisa menyalip laju impor. Selain itu, terdapat juga kontribusi derasnya aliran investasi bangunan dan nonbangunan.
Namun, kata Dody, beberapa penggerak roda perekonomian pada kuartal IV 2018 itu diperkirakan belum mampu membawa pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal IV jauh lebih tinggi dibanding kuartal III 2018.
"Kami masih perkirakan kuartal IV relatif sama dengan kuartal III untuk pertumbuhan ekonomi," ujar dia.
Bank Sentral pada Rapat Dewan Gubernur Oktober 2018 menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah rentang sasaran yakni 5-5,4 persen.
BI juga merekam proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 akan berada sedikit di bawah 5,1 persen. Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin kemarin mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 mencapai 5,17 persen.
Dody memandang realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 di 5,17 persen sudah cukup tinggi. Data tersebut juga meningkatkan kepercayaan investor dan turut menopang keberlanjutan penguatan rupiah pada Selasa ini.
"Angka pertumbuhan kuartal III masih cukup tinggi karena dorongan dari permintaan domestik, investasi dan konsumsi juga masih besar. Jadi artinya ekonomi kita masih tumbuh, data kredit juga sudah mulai terlihat meningkat," ujar dia.
BI menetapkan suku bunga acuan kebijakan moneter di 5,75 persen per Oktober 2018. Untuk posisi kebijakan moneter di dua bulan terakhir 2018, Bank Sentral masih mengakji data terakhir perekonomian global dan domestik.
Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia triwulan III 2018 tumbuh lebih tinggi
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018