"Penyakit yang menjadi konsern saat ini, dalam konteks zoonosis masih banyak seperti dari nyamuk, kelelawar, unggas, anjing dan lainnya," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono di Nusa Dua Bali, Senin.
Terlebih lagi penyakit flu burung dari unggas, yang hingga saat ini virusnya masih terus bermutasi, tambah Anung.
Karena itu Pemerintah Indonesia menegaskan komitmen untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran penyakit zoonosis secara global dengan menyelenggarakan Pertemuan Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis, sebagai salah satu rangkaian acara Global Health Security Agenda (GHSA) Ministerial Meeting pada 5-8 November di Nusa Dua, Bali.
Sebanyak 15 negara yang tergabung dalam Zoonotic Diseases Action Package (ZDAP) hadir membahas pencapaian dan rencana aksi implementasi 2014-2019.
Baca juga: Wabah flu burung H5N1 dilaporkan menjangkit peternakan ayam di China
Rencana aksi implementasi ini menjadi salah satu hal penting yang dicapai oleh kepemimpinan Indonesia dalam forum internasional pengendalian penyakit zoonosis.
Dalam rencana aksi tersebut beberapa hal penting disetujui bersama, termasuk dukungan masing-masing negara anggota ZDAP untuk melanjutkan penanganan penyakit zoonosis, pertukaran informasi, peningkatan kapasitas, serta komitmen jangka panjang penanganan tanggap darurat zoonosis.
Sekjen Kemenkes Oscar Primadi mengatakan dalam kegiatan tersebut akan dihadiri 635 orang terdiri dari 320 orang perwakilan dari internasional dan 315 peserta lokal.
"Masalah global terhadap kesehatan luar biasa karena itu lewat kegiatan ini kita siap menjadi tuan rumah yang baik," kata Oscar.
GHSA 2018 dijadwalkan akan dibuka oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani pada Selasa (6/11).
Baca juga: Simulasi table-top antisipasi kedaruratan penyakit zoonosis
Baca juga: YLKI sesalkan pembubaran Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018