"Pada fase dua postmortem, sudah ada 138 kantong jenazah dan sudah 346 sampel DNA yang kami kumpulkan," kata Arthur dalam pertemuan antara tim SAR gabungan dan keluarga penumpang di Hotel Ibis Cawang, Jakarta, Senin.
Arthur menambahkan bahwa hingga saat ini sudah terkumpul 255 data antemortem dengan rincian 212 data antemortem terkumpul di Rumah Sakit Polri dan 43 data antemortem terkumpul di Bangka Belitung.
Dia mengatakan dari total data antemortem itu, 194 data antemortem sudah terverifikasi yang terdiri atas 125 data laki-laki, 64 data perempuan, tiga data anak dan dua data bayi.
Hingga saat ini, dia melanjutkan, sudah ada 14 jenazah penumpang yang berhasil diidentifikasi dan kepolisian masih terus melakukan proses rekonsiliasi dan identifikasi jenazah penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang pada 29 Oktober jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Pesawat Lion Air JT 610 yang membawa 189 penumpang dan kru jatuh di perairan Tanjung Pakis, Kabupaten Karawang, Senin (29/10), setelah hilang kontak selama tiga jam.
Direktur Operasional Basarnas Brigadir Jenderal Marinir Bambang Suryo Aji sebelumnya memperkirakan kecil kemungkinan ada yang selamat dari musibah tersebut karena pesawat diduga jatuh pada ketinggian 3.000 kaki dan menghantam keras permukaan air laut.
"Prediksi saya sudah tidak ada yang selamat karena korbannya yang ditemukan itu beberapa potongan (tubuh) saja sudah tidak utuh. Jumlah 189 (orang) itu bisa dinyatakan meninggal," kata Bambang.
Baca juga:
Basarnas upayakan evakuasi semua penumpang
KNKT sudah kantongi data kotak hitam JT 610
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018