Bank sampah ini bukan punya saya, tapi punya kita semua, warga peduli sampah, mari kita kelola bersama.
Dumai, Riau (ANTARA News) - Pertamina RU II hadirkan gedung pengolahan sampah, fasilitas dan sarana bank sampah perdana di Kota Dumai, sebagai kontribusi dan solusi persampahan di Kelurahan Jaya Mukti.
BUMN pertambangan dan migas ini menghabiskan dana Rp200 juta membangun gedung dan sejumlah sarana bank sampah yang akan dikelola Bank Sampah Berlian, salah satu mitra binaan perusahaan dengan pelibatan warga umum sekitar.
Kehadiran bank sampah bantuan Pertamina RU II ini diakui Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai sebagai yang pertama di Dumai, dan sangat membantu pemerintah dalam mengurangi volume sampah, juga nantinya akan dijadikan percontohan untuk kelurahan lain.
Bank Sampah Berlian berada di Gang Cemara Jalan Kesuma Jaya Mukti ini diprakarsai seorang wanita pecinta lingkungan, Isnaini yang dinilai serius dan peduli dalam upaya mengatasi persoalan sampah di lingkungan warga.
Saat kegiatan sosialisasi dan pelatihan, Rabu (31/10), pengurus Bank Sampah Berlian Jaya Mukti Dumai, Isnaini tampak bersemangat mengenalkan fungsi dan manfaat bank sampah, serta mengajak masyarakat untuk bersama mengelola bantuan Pertamina RU II itu.
Sosialisasi dihadiri narasumber Ketua Forum Bank Sampah Provinsi Riau ini, Isnaini juga mengenalkan alat pencacah sampah, tarif sampah dan buku tabungan bagi warga yang sukarela mengumpulkan sampah nya di Bank Sampah Berlian.
"Bank sampah ini bukan punya saya, tapi punya kita semua warga peduli sampah, mari kita kelola bersama bantuan pertamina ini karena ibu bapak sekalian bisa mengurangi sampah dan memperoleh tambahan uang dari penjualan sampah," kata Isnaini.
Wanita berhijab ini menyebut, pengelolaan Bank Sampah Berlian akan berkoordinasi dengan Forum Bank Sampah Riau, Pertamina RU II dan DLH Dumai, serta mengajak pelibatan mahasiswa pecinta lingkungan.
Isnaini yang merupakan satu satunya aktivis perempuan bidang lingkungan di Dumai memiliki sertifikat bank sampah dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau karena sudah teruji komitmen dan keseriusan mengelola persampahan.
Sementara itu, Manager Umum Pertamina RU II Muslim Dermawan mengatakan, bidang lingkungan salah satu sasaran program sosial kemasyarakatan dijalankan Pertamina. Target untuk mendorong partisipasi dan kesadaran masyarakat umum menjaga dan pelestarian lingkungan.
Membangunkan fasilitas bank sampah di kelurahan padat penduduk di Kota Dumai ini, sesuai dengan target dan sasaran program CSR, selain itu, ingin memberi bantuan bermanfaat bagi masyarakat melalui pengolahan sampah atau daur ulang.
Muslim juga memuji upaya dan kerja keras masyarakat diprakarsai Isnaini yang sangat fokus dan menunjukkan keseriusan untuk mewujudkan cinta lingkungan, serta mampu menginspirasi warga lain untuk memanfaatkan bank sampah.
"Peduli lingkungan pertamina diwujudkan dengan menghadirkan bank sampah yang akan dikelola langsung masyarakat. Kita ingin mendorong kesadaran menjaga lingkungan dari sampah berserakan," kata Muslim.
Selain dapat mengurangi volume sampah, bank sampah juga bisa dimanfaatkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga sebagai sumber tambahan pendapatan, karena bisa dijual di bank sampah dan menghasilkan uang.
Warga akan dilatih secara intensif oleh tenaga pendamping dari forum bank sampah Provinsi Riau, agar paham cara pengurusan bank sampah, serta mampu mengelola dengan baik seperti layaknya sektor perbankan.
"Kita juga ingin mengubah pemikiran masyarakat bahwa sampah sebenarnya bisa dinikmati dan dilakukan pemanfaatan, karena itu pertamina mendukung keberadaan bank sampah untuk kebersihan lingkungan," ujar Muslim.
Untuk tahap awal, Bank Sampah Berlian akan melakukan pengolahan sampah hasil pengumpulan masyarakat dibuat menjadi bahan pupuk kompos, dan kedepan diupayakan mengolah sampah plastik jadi produk daur ulang bermanfaat secara ekonomis.
Perhatian Pertamina RU II tidak saja ke warga umum, namun juga peduli pada kebersihan sekolah dan pembelajaran berbasis lingkungan di Madrasah Aliyah Negeri I Dumai, dengan mendukung pendirian laboratorium pengolahan sampah.
Pelajar di sekolah di bawah pembinaan Kementerian Agama ini dilatih mengurus bank sampah dan mendalami ilmu pengetahuan soal lingkungan dengan memanfaatkan laboratorium sampah.
Bantuan sejumlah sarana prasarana pembelajaran berbasis lingkungan juga diberikan Pertamina RU II ke MAN I ini untuk mendorong rasa kepeduliaan dan kecintaan pelajar pada lingkungan, serta mendukung kegiatan ekstra kurikuler "Sobat Bumi".
Muslim menambahkan, MAN I sebagai sekolah Adiwiyata binaan Pertamina RU II akan diberi pendampingan dalam program pendidikan dan lingkungan, tujuan untuk menjaga dan memperbaiki kualitas lingkungan sekolah dan tempat tinggal.
"Harapan kita bisa mencetak generasi cinta lingkungan, dan mendukung kegiatan ekstrakurikuler sobat bumi sebagai wadah pelajar mengembangkan nilai kecintaan pada lingkungan," ujar pejabat baru bertugas di RU II Dumai ini.
Dipilihnya MAN I karena salah satu sekolah adiwiyata terbaik di Kota Dumai dan diharap nanti bisa menjadi percontohan bagi sekolah lain dalam pengembangan mencapai adiwiyata.
Sebanyak 50 tenaga pengajar atau guru di sekolah Kota Dumai juga sudah diberikan pelatihan penyusunan kurikulum berbasis lingkungan, ditambah penyerahan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran lingkungan.
Pertamina ke depan terus menjaga komitmen membantu pemerintah daerah dalam mendorong sekolah lain untuk meningkatkan taraf menjadi sekolah bertaraf lingkungan atau adiwiyata.
Wali Kota Dumai Zulkifli As mengakui sampah menjadi persoalan besar di daerah ini, karena volume harian mencapai 160-170 ton tidak sebanding dengan lahan tempat pembuangan akhir dikelola pemerintah.
Kendala lain dalam pengelolaan sampah ini, masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan membuang sampah sembarangan, misal ke parit atau selokan, sehingga saat musim penghujan kerap dilanda banjir akibat penyumbatan jalan air.
Pemerintah, lanjutnya, juga belum bisa melayani pengumpulan sampah di semua kecamatan, terutama di kawasan pinggiran, karena keterbatasan kemampuan, di antaranya armada pengangkut, bak sampah, petugas dan lainnya.
"Banjir sebagian besar diakibatkan penyumbatan jalan air di parit oleh tumpukan sampah, dan warga diharap tergugah untuk meningkatkan kesadaran menjaga kebersihan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya," kata Zulkifli As.
Pemkot Dumai memuji kontribusi Pertamina RU II menyumbangkan gedung dan laboratorium pengolahan sampah bagi masyarakat umum dan pelajar, untuk mendorong pelibatan semua pihak mengolah sampah jadi sesuatu yang bermanfaat, baik lingkungan atau secara ekonomis.
Sampah dihasilkan sebagian besar dari rumah tangga nantinya akan menguntungkan kaum perempuan atau ibu rumah tangga karena bisa menambah uang dengan menjual ke bank sampah.
"Kaum ibu rumah tangga paling pusing soal sampah dihasilkan tiap hari, dan mulai sekarang kita tidak perlu bingung lagi karena sudah ada tempat menjual sampah yang dihargai dengan rupiah," ungkap wali kota.
Keberadaan bank sampah di Kecamatan Dumai Timur ini tentunya dapat membantu program pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan kepeduliaan warga pada sampah untuk kebersihan rumah dan lingkungan.
Kepeduliaan Pertamina RU II perlu dicontoh, dan Pemkot apresiasi atas dukungan hibah gedung pusat pengolahan sampah, dan nanti akan menjadi percontohan kelurahan lain.
Program pengendalian sampah terkendala kurangnya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan, dan kemampuan pemerintah terbatas dalam mengelola sampah ke semua kecamatan.
"Kita senang pertamina membantu masyarakat kelurahan mendirikan bank sampah, dan kepada pengurus agar mengelola dengan baik secara bersama, bagi masyarakat agar memanfaatkan bank sampah ini karena bisa menghasilkan uang," sebut kepala daerah.
Program mengatasi persoalan sampah, Pemerintah Dumai menyediakan bak sampah di sejumlah lokasi padat pemukiman, mengerahkan belasan armada truk sampah dan petugas kebersihan, serta lahan tempat pembuangan akhir di Kelurahan Mekar Sari Kecamatan Dumai Selatan.
Pengelolaan sampah di lokasi TPA seluas 10 hektare jauh dari pemukiman ini memakai sistem sanitary landfill, atau sampah dibuang dan ditumpuk di lokasi cekung, setelah padat baru ditimbun dengan tanah.
"Kita apresiasi keberadaan bank sampah Jaya Mukti ini dan berharap jadi percontohan program permberdayaan masyarakat berbasis lingkungan dan bisa mengurangi sampah di dumai," sebutnya.
Bank sampah merupakan suatu tempat digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah, menggunakan sistem seperti perbankan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan.
Setelah dipilah, dilakukan daur ulang ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau pengepul sampah, dan pihak penyetor sampah adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank, nantinya akan mendapat buku tabungan seperti menabung di bank.
Tujuan pendirian bank sampah untuk membantu menangani pengolahan sampah, menyadarkan masyarakat akan lingkungan sehat, rapi dan bersih, untuk mengubah sampah menjadi sesuatu lebih berguna bagi masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis.
Bank sampah memiliki beberapa manfaat bagi manusia dan lingkungan hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis karena penukaran sampah dapat imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening pribadi.
Penanganan sampah di Kota Dumai ditangani 248 petugas kebersihan setiap harinya bekerja mengumpulkan 156 meter kubik sampah tersebar di sejumlah kecamatan perkotaan, dan diangkut ke tempat pembuangan akhir.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai Yudha Pratama mengatakan, untuk pengangkutan sampah harian dikerahkan 13 armada truk dan 3 unit kendaraan ambrol.
"Volume sampah dihasilkan tiap hari mencapai 156 meter kubik, dan petugas angkut mengambilnya di semua kantong atau 15 bak sampah di sepanjang jalan protokol, pemukiman dan pasar," kata Yudha.
Disebutkan, sampah dikumpulkan sebagian besar rumah tangga dan pasar ini kemudian dibawa ke TPA di Kelurahan Mekar Sari Kecamatan Dumai Barat untuk diolah dengan sistem penimbunan, dan untuk memudahkan pengangkutan, bak ukuran 2x4 meter disebar di sejumlah jalan protokol dan padat pemukiman agar sampah terkumpul.
Selain itu, dalam sistem pengelolaan sampah, pemerintah juga menargetkan pendapatan asli daerah sebesar Rp900 juta setahun dari sektor retribusi diatur Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012 tentang pelayanan persampahan.*
Baca juga: Meningkatkan ekonomi dari sampah
Baca juga: Bank Sampah solusi permasalahan di kota-desa
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018