Saya tidak bosan main ke Pantai Sira, suasananya sepi dan tenang. Berbeda dengan objek wisata pantai lainnya yang ramai pengunjung.
Berbicara keindahan wisata bahari di tanah Lombok yang dahulunya dikenal dengan sebutan Sunda Kecil itu, seolah-olah tiada habisnya. Dari sisi timur dan barat pulau itu sampai sisi utara, panorama indah akan mudah didapatkan.
Salah satunya Pantai Sira Indah yang berada di sisi utara Pulau Lombok, tepatnya di Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Jarak dari pusat ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat 35 kilometer atau ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua sekitar dua jam.
Akses jalan provinsi yang mulus memudahkan pengendara memacu kendaraannya. Tapi jangan salah, sepanjang perjalanan menuju objek wisata bahari itu, pelancong tetap akan dihibur dengan keindahan alam di sisi kiri jalan raya. Terlebih lagi saat jalan menanjak dan tepat di paling atasnya, bisa melihat bentangan alam nan cantik.
Suasana demikian sudah terasa sejak memasuki Senggigi, Kabupaten Lombok Barat. Dari atas jalan raya, kita bisa melihat pasir putih yang mengikuti bentukan alam berupa teluk. Laut berwana biru tua dan muda berpadu dengan pasir putih bak lukisan alam. Ombakpun di beberapa spot sepanjang ruas jalan itu terbilang tenang.
Untuk menikmatinya itu, pelancong bisa berhenti di tepi jalan karena di kiri jalan banyak warung-warung penjual minuman kopi dan teh manis serta jagung dan sate. Panorama pantai itu sesekali terputus saat melewati perkebunan milik penduduk dan anggap saja sebagai iklan televisi yang sekian puluh meter ke depan bertemu kembali dengan pantai tersebut.
Tepat di perempatan di jalan raya Kecamatan Tanjung, papan penunjuk jalan tertera arah menuju Pantai Sira di sebelah kiri jalan. Terhitung tidaklah jauh untuk mencapai objek wisata itu, dengan melewati perkampungan penduduk. Jika, mengunjunginya saat ini, pengunjung akan melihat rumah-rumah roboh akibat diterjang gempa pada akhir Juli dan Agustus 2018, mengingat Kabupaten Lombok Utara paling parah terdampak gempa tektonik itu.
Setelah menyusuri jalan kecamatan, ditemukan pertigaan, pengunjung bisa mengambil arah kanan. Di depan jalan yang berbelok ditemukan kembali pertigaan. Di sini memang membingungkan karena jalur yang mesti dilewati berupa jalan tanah berbatu serta tidak ada penunjuk arah.
Terpaksa untuk menuju pantai itu harus bertanya-tanya kepada warga lokal, kalau malu bertanya dipastikan akan salah jalan setelah melalui lapangan golf.
Memang terbilang tidaklah jauh kendaraan roda empat menapaki jalan berbatu itu. Dari kejauhan terlihat warung beratapkan ilalang dan tidak lama kemudian, bentangan alam nan indah langsung terpampang di depan mata seperti setelah melewati labirin panjang.
Pasir putih yang luas benar-benar memanjakan pandangan mata berpadu dengan air gelombang perlahan-lahan yang bening berpadu dengan langit biru yang bersih, memanjakan pandangan mata. Serta jajaran pohon kelapa yang berbaris rapi di tepian pantai putih itu.
Di sebelah kanan, pandangan mata juga bisa melihat menjulangnya Gunung Rinjani yang menjadi tempat tujuan wisatawan mancanegara dan Nusantara untuk menggapai puncaknya serta Danau Segara Anakan. Semakin klop laut, pantai, dan gunung menjadi satu garis linier.
Ombak di Pantai Sira sangat tenang sehingga anak-anak bisa bermain bebas dan tenang di tepi pantai. Bahkan mereka bisa melihat ikan-ikan kecil yang mendekat ke bibir pantai. Pengunjung juga bisa bermain bola dan voli di tepi pantai.
Jika ingin snorkling di kawasan itu, tersedia pula spot menarik untuk diikuti melihat dari dekat keindahan dasar laut pantai yang tersembunyi dan sepi dari kebisingan. Termasuk bagi para penggemar snorkling. Tidak perlu jauh-jauh di dekat pantai sekadar untuk melihat aquarium alami itu, sudah bisa ditempuh.
Para mancing mania juga tinggal menyewa perahu kecil, para nelayan akan mengantarkannya ke tengah-tengah teluk untuk mendapatkan ikan pancingan yang hasilnya dibakar di tepi pantai. Keindahan yang tiada duanya saat bermain-main di pantai Sira yang berbentuk teluk itu.
Pengunjung pun bisa menyewa pelampung, peralatan snorkling sampai diving di sejumlah warung yang berada di tepi pantai itu. Berada di pulau itu mengingatkan kepada kisah Robinson Crusoe, pelaut yang terdampar di pulau tidak berpenduduk.
Dari laman online, menyebutkan Pantai Sira ini pernah mendapatkan pujian dari wisatawan asing dari 120 kapal pesiar dari 30 negara pada 2009. Di objek wisata itu juga sering digelar kegiatan larung laut atau ucapan syukur kepada Sang Pencipta.
"Saya tidak bosan main ke Pantai Sira, suasananya sepi dan tenang. Berbeda dengan objek wisata pantai lainnya yang ramai pengunjung," kata Syarief, pemuda asal Kota Mataram yang tengah menikmati akhir pekannya di Pantai Sira yang akrab disebut warga setempat, Pantai Sire.
Syarief bersama rekan-rekannya duduk-duduk santai di bruga sambil melihat laut dan pasir putih serta merasakan sepoi-sepoi angin laut di bruga atau pendopo kecil.
Sementara itu, salah seorang pemilik warung di Pantai Sira, menyebutkan pengunjung masih didominasi oleh warga setempat atau seputar Kabupaten Lombok Utara. "Mereka akan datang pada sore hari," katanya.
Kurang Sentuhan
Sayangnya keindahan alam di Pantai Sira kurang mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, yang terlihat dari sarana dan prasarana yang masih minim. Padahal jika keberadaannya dikelola dengan baik, termasuk promosi, keberadaannya bisa meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata yang secara tidak langsung meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Hal tersebut dapat terlihat minimnya rambu-rambu penunjuk jalan menuju objek wisata bahari itu. Sejak masuk ke jalan kecamatan, pelancong yang tidak tahu jalan terpaksa harus bertanya-tanya ke penduduk yang ditemui di tepi jalan.
Kondisi demikian diperparah dengan jalan masuknya masih jalan tanah dan berbatu, sehingga pelancong tidak mengetahui bahwa jalan itu mengarah ke Pantai Sira. "Saya saja sempat tersesat saat hendak ke pantai ini. Untung saja warga mengarahkan jalannya. Dua kali tersesat di persimpangan," kata Syaiful, pengunjung lain yang juga warga Kota Mataram.
Sarana permainan air di Pantai Sira juga masih minim, jika disediakan fasilitas kano, banana boat sampai ruang bilas akan banyak wisatawan yang ingin menjejakkan kakinya di pantai tersebut.
Saat ini, diperlukan upaya pemerintah daerah setempat memaksimalkan objek wisata itu. Terlebih lagi bersamaan momentum Lombok Bangkit dengan mengundang lebih banyak wisatawan ke Tanah Lombok pascabencana alam gempa tektonik.*
Baca juga: "Wonderful Indonesia" raih penghargaan di festival film wisata internasional
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018