Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mengupayakan akses konsuler kepada 12 pekerja Indonesia yang saat ini tertahan di perkampungan Victoria, Irak. "Kita tahu sejak 26 Juni dan sejak saat itu pula, kita upayakan akses kekonsuleran. Saat ini belum ada, tapi kita berusaha," kata Jurubicara Departemen Luar Negeri Kristiarto Soeryo Legowo di Jakarta hari Jumat. Menurut Kristiarto, ke-12 orang itu bekerja di perusahaan bernama North Java Sea Group di Irak. Departemen Luar Negeri, tambah dia, mengetahui kejadian itu dari laporan dua warga negara Indonesia di Irak. "Karena perwakilan kita di Irak untuk sementara ditutup, kita upayakan melalui KBRI kita di Amman, Yordania," katanya. Kristiarto juga mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri giat menghubungi Kedutaanbesar Amerika Serikat di Indonesia untuk mengupayakan akses kekonsuleran. Pada saat ini, Amerika Serikat adalah salah satu negara pemegang kendali keamanan di Irak. "Kita tempuh banyak jalur," katanya tegas. Pemerintah Indonesia berharap, dalam waktu dekat akses kekonsuleran bisa didapatkan, sehingga pemerintah dapat memberikan bantuan kepada mereka sekaligus mengetahui kejadian sesungguhnya, yang menimpa pekerja itu. Kristiarto menjelaskan bahwa karena pemerintah Indonesia belum memperoleh akses konsuler, maka belum banyak keterangan dapat dihimpun terkait dengan peristiwa tersebut. Pada kesempatan itu, Kristiarto tidak mengungkapkan apakah ke-12 pekerja itu sah atau gelap. Nama ke-12 orang itu adalah Peter Patty, Ramdoni, Hendrik Mahulete, Muhammad Akbar Idrus, Morisman Kahar, Dody Kusyuniadi, Muhammad Yusuf Achmad, Muhammad Yusuf, Maulani, I Putu Gede, Gede Gita Wiyana, dan Nyoman.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007