Kesiapsiagaan tim gabungan luar biasa dalam proses pencarian dan evakuasi jatuhnya pesawat itu hingga akhirnya menemukan kotak hitam, berbagai pihak memberikan apresiasi.

Informasi Kecelakaan pesawat Lion Air beregistrasi PK-LQP bernomor penerbangan JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Kabupaten Karawang, Jabar, pada Senin (29/10) pagi menyebar dengan cepat.

Tidak lebih dari satu jam, mobil ambulance dan perahu karet milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat sudah terparkir di bibir Pantai Tanjungpakis, Kecamatan Pakisjaya, Karawang.

Sejumlah tenda dari berbagai instansi langsung ditancapkan pada Senin pagi, beberapa saat setelah tersebarnya kabar pesawat jatuh di perairan Tanjung Karawang.

Dalam sekejap, suasana Pantai Tanjungpakis menjadi ramai. Tenda-tenda berdiri di bibir pantai, petugas dari berbagai instansi berkumpul dan bergabung di Posko Tanjungpakis, dengan satu misi, kemanusiaan.

?Lokasi jatuhnya pesawat berada pada koordinat S 5`49.052" E 107` 06.628" dan paling dekat dengan Tanjungpakis.

Humas Basarnas Yusuf Latif menyebutkan kalau lokasi jatuhnya pesawat jurusan Jakarta-Pangkal Pinang itu berada sekitar 34 mil dari kantor Basarnas di Jakarta dan 11 mil dari posko di Tanjungpakis, Karawang.

Pantai Tanjungpakis berada di Kecamatan Pakisjaya, Karawang, berjarak sekitar 66 kilometer dari pusat Kota Karawang dan merupakan salah satu pantai utara Karawang.

Perjalanan dari pusat kota ke Pantai Tanjungpakis membutuhkan waktu sekitar dua jam. Tetapi jauhnya jarak ke Pantai Tanjunpakis tidak menyurutkan misi kemanusiaan tersebut.

Buktinya, tidak lebih dari satu jam, tenda-tenda posko sudah berdiri di bibir pantai dan sejumlah instansi seperti Polri, TNI, Basarnas, Pemkab Karawang, PMI, Bakamla beserta pihak terkait lainnya bersatu untuk melaksanakan misi kemanusiaan.

Tim gabungan bahu-membahu melakukan pencarian dan evakuasi jatuhnya pesawat tersebut.

Bupati Karawang Cellica Nurachadiana pada Senin itu langsung menurunkan puluhan mobil ambulance untuk membantu evakuasi korban pesawat jatuhnya pesawat Lion Air di wilayah perairan Karawang.

Selain menyiapkan puluhan mobil ambulance, disiapkan pula perlengkapan lainnya seperti ratusan kantong jenazah dan lain-lain. Begitu juga dengan rumah sakit rujukan, Cellica menyebutkan kalau rumah sakit di Karawang siap menampung korban pesawat jatuh tersebut.

Sejak Senin pagi itu, satu per satu alutsista bergerak, seperti dua helikopter jenis HR-1519 dan HR-1301 dari Polda Jawa Barat, disusul 44 kapal berbagai jenis dari unsur laut serta puluhan ambulans yang diparkir di bibir Pantai Pakisjaya.

Tidak ketinggalan, sejumlah wartawan dari berbagai media hilir-mudik di area Posko Tanjungpakis. Begitu juga dengan masyarakat setempat, seakan-akan mendapatkan tontonan baru dengan keberadaan Posko Tanjunpakis tersebut.

Sejak Senin (2910), masyarakat tumpah ruah di area Pantai Tanjungpakis. Warung-warung yang "berbanjar" di sepanjang bibir pantai mendadak ramai.

Kesaksian Warga

Sejumlah warga pesisir pantai Pakisjaya sempat mendengar suara ledakan pada Senin pagi. Mereka tidak mengetahui kalau suara ledakan itu muncul akibat pesawat yang jatuh. Mereka baru mengetahui kalau suara ledakan itu suara ledakan pesawat jatuh setelah tim gabungan mendirikan posko di sekitar Pantai Tanjungpakis.

"Suaranya seperti menggelegar, dikiranya suara petir," kata Warta, salah seorang warga Pakisjaya, Karawang.

Berbeda dengan Samin (38), seorang nelayan Desa Tanjungpakis. Saat itu, ia sedang melaut. Baru sekitar dua jam perjalanan laut dari Muara Tanjungpakis, Samin tiba-tiba melihat ada pesawat dengan posisi miring melintasi perahunya.

Saat itu posisi posisi pesawatnya miring sampai sayapnya ke bawah. Secara tiba-tiba, ia mendengar suara keras seperti masuk ke laut kemudian meledak.

"Bunyinya keras sekali. Terus tiba-tiba perahu saya terdorong kencang oleh gelombang. Padahal saat itu cuaca tidak ada gelombang tinggi," kata dia.

Nelayan lainnya, Sabudi juga menceritakan kesaksiannya atas peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air beregistrasi PK-LQP itu di perairan Tanjung Pakis.

"Saya sempat melihat pesawat itu berputar-putar, menukik tajam langsung ke dalam laut," katanya.

Sebelum jatuh ke perairan Tanjung Karawang, pesawat yang akan membawa ratusan penumpang dari Jakarta ke Pangkal Pinang itu sempat oleng terlebih dahulu. Kemudian jatuh, meluncur ke laut hingga tenggelam, lalu terdengar suara ledakan.

"Saya tidak melihat adanya ledakan atau percikan api saat pesawat itu akan jatuh. Kalau suara dentuman keras itu muncul setelah pesawat itu jatuh ke laut," katanya.

Saat itu juga, ia sempat ditanya petugas mengenai titik jatuhnya pesawat. Selanjutnya, ia dibawa petugas ke tengah laut guna menunjukkan area sekitar jatuhnya pesawat, dan di lokasi tersebut terdapat serpihan puing pesawat serta potongan tubuh manusia.

Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya yang Senin itu langsung melakukan penyisiran di permukaan laut mengungkapkan seputar penemuan sejumlah potongan tubuh manusia di koordinat jatuhnya pesawat.

Sejumlah puing yang diduga kuat bagian badan pesawat lengkap dengan perlengkapan kursi pelampung dan barang bawaan penumpang pun dikemas dalam kantong berwarna hitam setelah diangkut dari permukaan laut.

Objek yang diduga berkaitan dengan kecelakaan pesawat nahas itu kemudian dievakuasi menuju ke daratan, yakni Posko Utama di Tanjung Priok, Jakarta.

Pada hari pertama, dugaan titik lokasi jatuhnya pesawat sudah diketahui dan itu menjadi titik terang pencarian dan evakuasi jatuhnya pesawat di perairan Tanjun Karawang.

Tim gabungan dari Posko Tanjunpakis terus melakukan pencarian pada hari-hari berikutnya dengan melakukan penyelaman dan penyisiran di permukaan laut. Pencarian berjalan mulus setelah diketahui keberadaan benda yang mirip dengan kotak hitam.

Titik terang keberadaan kotak hitam yang hilang kali pertama disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto melalui siaran pers di Jakarta, pada Rabu (31/10) malam. Itu disampaikan berdasarkan bunyi "ping" yang ditangkap alat sonar pada kedalaman 32 meter di Tanjung Karawang.

Hingga Sabtu (3/11) atau tepat enam hari setelah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 beregistrasi PK-LQP, tim gabungan masih melakukan proses pencarian evakuasi dengan didukung dapur umum dari Kementerian Sosial yang didirikan di Posko Tanjunpakis.

Selama proses pencarian dan evakuasi sejak hari pertama hingga hari keenam ini, Pantai Tanjungpakis mendadak ramai dikunjungi warga. Mereka datang untuk menyaksikan keberadaan tim gabungan di Posko Tanjungpakis.

Banyaknya warga yang ke pantai tersebut telah mengundang para pedagang, mulai dari pedagang es krim, makanan, minuman hingga pedagang mainan yang berjualan di area pantai.

Risikonya, area Pantai Tanjungpakis yang berada di sekitar posko pencarian korban dan serpihan puing pesawat Lion Air beregistrasi PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang dipenuhi sampah.

Kesiapsiagaan tim gabungan luar biasa dalam proses pencarian dan evakuasi jatuhnya pesawat itu hingga akhirnya menemukan kotak hitam, berbagai pihak memberikan apresiasi.

Tapi kesiapsiagaan itu kurang didukung oleh Pemkab Karawang yang dalam hal ini Dinas Lingkungan dan Kebersihan. Instansi yang bertanggung jawab terhadap kebersihan kemungkinan lupa menyediakan bak sampah di area pantai selama proses evakuasi.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang juga lupa menurunkan petugas kebersihan di area pantai di tengah padatnya pengunjung yang menyaksikan kegiatan tim gabungan. Berbagai jenis sampah pun berserakan di area bibir Pantai Tanjungpakis.*


Baca juga: Lion tempatkan 50 "family assistant" dampingi keluarga

Baca juga: Keluarga penumpang terima santunan lebih Rp1,3 miliar

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018