Jakarta (ANTARA News) - Wakil Rektor Universitas Tarumanagara Gatot P Soemartono mengatakan generasi milenial lebih senang berwirausaha dibandingkan bekerja di perusahaan.

"Generasi milenial lebih senang berwirausaha, dibandingkan bekerja di perusahaan mapan, karena waktu mereka lebih banyak habis dalam perjalanan menuju tempat kerja," ujar Gatot saat pekan wirausaha di Jakarta, Sabtu.

Dia memberi contoh, para milenial harus bangun pagi menuju tempat kerja, biaya transportasi yang mahal hingga menghadapi jalanan yang penuh dengan kemacetan. Hal ini dikarenakan biasanya jika di kota besar, banyak pekerja yang tinggal di pinggiran ibu kota.

Selain itu juga sejumlah kisah sukses wirausaha, kata dia, turut mempengaruhi minat generasi milenial berwirausaha.

"Meskipun milenial menyadari bahwa berwirausaha itu tidak mudah karena kata orang bahwa sukses itu satu persen keberuntungan, satu persen bakat, dan 98 persen adalah tidak menyerah," tambah dia.

Kondisi tersebut, dinilai berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih memilih bekerja di perusahaan mapan dibandingkan wirausaha. Menurut Gatot, generasi muda yang berinovasi dan berusaha sangat penting meningkatkan daya saing bangsa.

Untuk dapat berwirausaha, kata dia, yang dibutuhkan adalah pengembangan kreativitas dan inovasi, berani mengambil risiko terutama untuk perusahaan rintisan, dan mau berinteraksi dan bersaing dengan industri yang didigitalkan.

"Kalau saat ini, saya lihat milenial lebih suka bisnis kuliner."

Seorang mahasiswa, Felia Ng, mengatakan dirinya dan timnya menawarkan kentang dalam bentuk lain yaitu "Mbok Yur" (maknyos bola ketang sayur).

"Yang membedakan dibandingkan kentang lain adalah modifikasi sambal mulai dari sambal matah (Indonesia), Chilli Crab Sauce (Singapura), saus Thousand Island (Amerika Serikat), saus Bollognese (Italia)," kata Felia.

Felia menjelaskan Kentang kan biasanya disajikan seperti stik dan hanya gunakan satu saus.

Felia mengatakan jika minat masyarakat tinggi, dia berencana untuk menseriusi bisnis ini sebagai perusahaan rintisan kuliner.

Pewarta: Indriani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018