Surabaya (ANTARA News) - Syachrul Anto, relawan penyelam Basarnas yang meninggal dunia saat menjalankan tugas mencari korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, selalu menawarkan diri membantu saat ada misi kemanusiaan menurut sang istri, Liyan Kurniawati.

"Suami saya selalu menawarkan diri kalau ada musibah yang dia bisa bantu, seperti relawan tetap. Waktu kejadian Air Asia dulu dia ikut evakuasi. Di Palu juga ikut bantu," kata Liyan saat ditemui di kediamannya di Surabaya, Sabtu.

Syachrul pada Rabu (3/11) berangkat ke Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta untuk membantu pencarian korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin 929/10).

Liyan, yang mengantarkan suaminya ke bandara, mengatakan dia tidak punya firasat apa-apa tentang sang suami ketika itu. Namun ia menuturkan bahwa sebelum meninggal dunia, suaminya sempat mengirim pesan, menceritakan kesedihannya melihat banyaknya korban kecelakaan pesawat itu.

"Mungkin itu merupakan firasat dia ya. Bapak, atau suami saya itu, untuk misi kemanusiaan meski berat dan dilarang tetap berangkat," katanya.

Liyan mengatakan suaminya tidak pernah mengeluh. "Saya sempat dengar bahwa peralatannya kurang lengkap. Tapi Bapak tidak pernah mengeluhkan kondisinya," ucapnya.

Sebelum menjadi relawan untuk membantu pencarian korban kecelakaan pesawat Lion Air, Syachrul membantu penanganan dampak gempa di Palu, Sulawesi Tengah. Dia juga terlibat dalam pencarian korban ketika pesawat Air Asia jatuh tahun 2014.

Pemilik sertifikat menyelam dari CSMAS-Possi itu menunaikan ibadah haji tahun ini. Tak lama setelah kembali dari ibadah haji dia langsung membantu penanganan bencana di Palu. Misi kemanusiaannya berakhir di perairan Karawang pada Jumat (2/11) malam.

Baca juga:
Penyelam Syachrul sempat pingsan sebelum meninggal dunia
Penyelam pencari pesawat JT 610 meninggal saat bertugas

Pewarta: Indra Setiawan, Willy Irawan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018