Jakarta (ANTARA News) - PT Treasure Fund Investama memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) hingga akhir tahun ini mencapai level 2.600 dan di kisaran 3.000-3.200 pada 2008 Executive Vice Presiden PT Treasure Fund Investama, Budi Purwanto, dalam seminar Prospek IPO BUMN yang diselenggarakan Dana Pensiun LKBN Antara di Jakarta, Jumat, mengatakan diperkirakan kenaikan IHSG masih berlanjut hingga akhir 2007 bahkan hingga 2008. "Target 2007 hingga level 2.600 dan target 2008 kisaran level 3.000-3.200," kata Budi dalam materi seminarnya. Menurut dia, IHSG mengalami kenaikan sekitar 55 persen pada tahun lalu, dan pada awal tahun sampai Agustus ini sempat naik 30 persen, namun terjadi koreksi akibat krisis `subprime mortgage` di AS. Budi mengungkapkan bahwa pasar saham akan didorong oleh cadangan devisa yang cukup besar untuk meredam gejolak nilai tukar rupiah, peningkatan kinerja emiten, minat investor asing masih tinggi dan sentimen investor lokal yang lebih positif dan sudah tidak terlalu pengaruh dari sentimen negatif investor asing. Namun, lanjutnya, hambatan pasar masih dari kecilnya realisasi investasi riil, laju inflasi menjelang lebaran dan akhir tahun serta krisis pasar global. Krisis pasar global akibat masalah `subprime mortgage` diharapkan dapat diantipasi oleh kebijakan The Fed dan pemerintah AS. Dia juga mengungkapkan bahwa munculnya krisis ekonomi diawali dari pemberian kredit perbankan yang kurang `prudent` (hati-hati), seperti yang terjadi pada 1997 di Indonesia dan saat ini muncul di AS. Mengenai inflasi, lanjut Budi, memang akan ada peningkatan laju inflasi menjelang akhir tahun yang bersifat musiman, namun diperkirakan masih di bawah 7 persen. Sedangkan untuk investasi riil, dia melihat pertumbuhan kredit investasi dalam kecenderungan meningkat dan perlu ditingkatkan fungsi intermediasi perbankan. Menanggapi tentang prospek IPO (penawaran umum perdana) saham perusahaan BUMN, analis dari Traesure Fund mengatakan pasar cenderung positif terhadap `go public` perusahaan milik pemerintah. Dia juga berharap dalam pelaksanaan IPO BUMN ini lebih mengutamakan investor lokal daripada asing. "Saat ini investor asing tidak terlalu dominan seperti dulu, karena kekuatan investor lokal sudah naik, terutama dari institusi seperti dana pensiun dan asuransi. (*)
Copyright © ANTARA 2007