Saya berharap ada mukjizat, anak saya tidak ikut dalam pesawat itu, mungkin dia sedang ada di tempat lain, batal naik pesawat...

Bogor, Jawa Barat (ANTARA News) - Yenti Sulastri (44), ibu korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang bernama Arif Yustian (20), berharap ada mukjizat yang membuat anaknya selamat dalam peristiwa nahas itu.

Saat ditemui di rumahnya di Kampung Kelapa, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jumat, Yenti membayangkan anaknya masih mengapung-ngapung di laut menunggu untuk diselamatkan.

"Saya berharap ada mukjizat, anak saya tidak ikut dalam pesawat itu, mungkin dia sedang ada di tempat lain, batal naik pesawat itu," kata Yenti.

Ia masih mengharapkan mukjizat karena nama anaknya tidak masuk dalam daftar manifes penumpang pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang berangkat dari Jakarta menuju Pangkal Pinang pada Senin (29/10).

Tetapi bukti-bukti yang ada memperkuat dugaan anaknya naik pesawat itu, mulai dari tiket pesawat yang dipesan oleh perusahaan tempat anaknya bekerja hingga kamera CCTV yang menunjukkan Arif Yustian menumpang pesawat tersebut.

"Tadinya saya tidak yakin anak saya ikut jadi korban, karena namanya tidak terdaftar di manifes penumpang. Saya minta semoga ada mukjizat, anak saya selamat," ucapnya lirih.

Yenti menuturkan bahwa pada Minggu (28/10) malam putra sulungnya sempat berpamitan akan bertugas keluar kota.

"Pamitnya ke saya bilang mau Bangka, bukan Pangkalpinang, penerbangannya pagi dari Jakarta, pukul 06.20 WIB," kata Yenti.

Pada Senin (29/10), Yenti menonton televisi yang menyiarkan berita tentang kecelakaan pesawat Lion Air yang menuju Pangkalpinang, membuatnya bertanya-tanya apakah anaknya menaiki pesawat tersebut karena jam penerbangannya sama.

Ibu lima anak itu menuturkan bahwa saat pamit anak sulungnya tidak memberitahu nama pesawat yang akan dia naiki, karenanya dia lalu mencari tahu lokasi bandara tujuan penerbangan ke Bangka. Dengan hati gundah, ia mendatangi sepupunya untuk mencari tahu.

"Tadinya sepupu saya juga tidak tahu kalau Pangkalpinang itu ada di Bangka Belintung. Saya baru tahunya dari televisi, ada tulisan Bangka Belitungnya," kata Yenti.

Saat mengetahui fakta itu, Yenti seketika lemas, lalu berusaha menghubung suaminya yang sedang bekerja untuk mencari tahu keberadaan anak sulungnya.

Telepon seluler milik anaknya juga tidak bisa dihubungi lagi, dan selang beberapa jam, tiga orang datang ke rumahnya menyampaikan berita duka.

"Yang datang teman dari kantor anak saya bekerja, yang mengabari kalau Arif ada di dalam pesawat itu," kenang Yenti.

Arif Yustian bekerja di PT Sky Pacific Indonesia sebagai staf laboratorium. Ia berangkat ke Pangkalpinang bersama Darwin Herianto (51) dan Rohmanir Pandi Sagala untuk survei lapangan kebun sawit.

Ia bertugas ke sana menggantikan Krisma Wijaya, yang mendadak membatalkan keberangkatan ke Pangkalpinang.

Arif memegang tiket Lion Air atas namanya sendiri. Sedangkan nama Darwin, Rohmanir dan Krisma ada dalam satu tiket yang sama dan tercatat dalam daftar manifes penumpang Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610.

Baca juga:
Lion siapkan bantuan biaya pemakaman korban
RS Polri telah terima 65 kantong jenazah penumpang Lion Air JT 610

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018