Sigi (ANTARA News) - Jumlah pengungsi korban gempa bumi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang terserang diare semakin dapat ditekan, kata dokter Willy Sitompul, penanggung jawab kesehatan Wahana Visi Indonesia (WVI) di daerah itu.
Kepada Antara di Pombewe, Jumat, Willy mengatakan pada pekan pertama dan kedua pasca bencana alam gempabumi 7,4 SR yang melanda Kabupaten Sigi, Kota Palu dan Kabupaten Donggala tersebut, banyak warga yang terserang diare.
Sejak dibukanya posko kesehatan di lokasi pengungsian di Desa Pombewe, Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi, warga yang datang berobat cukup tinggi, kebanyakan mereka adalah anak-anak.
Namun dalam beberapa hari terakhir ini, kata dia, jumlah penderita diare di lokasi pengungsian di wilayah itu sudah semakin berkurang.
"Masih ada, tetapi tidak banyak lagi," katanya.
Dokter Willy mengatakan WVI bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, terumata Puskesmas dan Posyandu juga memberikan makanan bergizi kepada balita dan ibu hamil serta menyusui.
Sampai sekarang ini program tersebut masih berjalan hingga batas waktu belum diketahui.
Ia mengatakan bahwa pengungsi yang ada di posko I di Desa Pombewe cukup banyak. Ada sekitar 1.000-an jiwa yang masih bertahan di lokasi pengungsian.
Berdasarkan data, pengungsi yang ada di lokasi pengungsian di Desa Pombewe, semuanya warga berasal dari Desa Jonoge. Desa Jonoge ada dihuni sekitar 3.000 jiwa dan kini mengungsi di sejumlah titik penampungan pengungsi sementara di sekitar Desa Pombewe.
Di Desa Pombewe ada tiga titik penampungan pengungsi korban gempa bumi dari Desa Jonoge.Desa Jonoge merupakan salah satu desa terparah dilanda gempabumi dan sumburan lumpur.
Ada satu dusun di desa itu yang hilang dibawa lumpur. Baik rumah-rumah penduduk, kebun dan harta? benda bagaikan ditelan bumi saat terjadi bencana alam dasyat yang menelan korban jiwa lebih dari 200 orang di Kabupaten Sigi.
Baca juga: Posko ACT Palu ramai dikunjungi korban gempa
Baca juga: Bayi perempuan lahir di RS Lapangan Sigi
Baca juga: Perbaikan infrastruktur kesehatan pascagempa tunggu uji kualitas bangunan
Pewarta: Anas Masa
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018