London (ANTARA News) - Lebih dari duapertiga dari orang di seluruh dunia berpikir bahwa pasukan pimpinan Amerika Serikat harus keluar dari Irak dalam waktu setahun, kata jajak pendapat terbitan layanan antarbangsa BBC hari Jumat. Jajak pendapat Layanan Dunia BBC itu, yang menanyai 23.000 orang di 22 negara, juga menemukan bahwa hanya seperempat dari petanggap berpikir bahwa tentara asing seharusnya tetap di Irak sampai keadaan keamanan membaik. Hampir dua-pertiga (61 persen) dari warga Amerika Serikat, yang ditanyai, menyatakan berpikir bahwa tentaranya harus meninggalkan Irak dalam satu tahun, dengan 24 persen mengatakan harus keluar segera. Hanya sekitar sepertiga dari warga Amerika Serikat menyatakan tentaranya seyogyanya tinggal sampai keamanan membaik, kata jajak pendapat itu, yang dilaksanakan GlobeScan dan Kegiatan tentang Sikap Kebijakan Antarbangsa di Universitas Maryland antara 29 Mei hingga 26 Juli. Amerika Serikat menempatkan sekitar 160.000 tentara di Irak. Sebagian besar warga dari anggota lain sekutu pimpinan Amerika Serikat itu juga menghendaki pasukannya keluar dari negara terkoyak perang tersebut dalam setahun, yakni 65 persen dari warga Inggris, 63 persen Korea Selatan, dan 63 persen Australia. Presiden Amerika Serikat George W Bush, Senin, mengunjungi Irak dan pekan ini mengungkapkan kemungkinan mengurangi jumlah tentaranya jika keadaan keamanan membaik. Inggris sudah mengurangi jumlah tentaranya sampai sekitar 5.000 orang dan menyatakan pasukannya berada di Irak selama diperlukan. Tapi, ketua GlobeScan Doug Miller, menyatakan jajak pendapat itu menunjukkan sebagian besar orang menginginkan jadwal penarikan. "Titik berat pendapat umum dunia, dan tentunya pendapat rakyat Amerika Serikat, ialah menentang kebijakan pemerintah Bush membiarkan keadaan keamanan di Irak diatur jadwal penarikan pasukan Amerika Serikat," katanya dalam pernyataan yang dikutip Reuters. Bush berada dalam peningkatan tekanan Demokrat dan sejumlah anggota utama Rapublikan, yang menghendaki tentara Amerika Serikat mulai keluar Irak sesudah perang lebih dari empat tahun, yang menewaskan 3.700 di antaranya dan puluhribuan warga Irak. Pejuang menewaskan empat tentara Amerika Serikat dan melukai empat lagi dalam serangan terpisah di Bagdad, kata tentara Amerika Serikat hari Rabu. Tiga tentara tewas dan dua cedera oleh peledak penyusup berupa bom, yang tentara Amerika Serikat tuduh dipasok untuk pejuang Irak oleh kelompok terkait Iran. Bom itu menghantam ronda tentara tersebut di Bagdad timur hari Selasa, kata pernyataan tentara. Satu tentara lain tewas dan dua lagi cedera dalam gerakan tempur di daerah Bagdad barat hari Selasa pula. Kematian terkini itu membuat jumlah tentara Amerika Serikat tewas di Irak sejak serbuan bulan Maret 2003 menjadi 3.736 orang, kata hitungan kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas angka Pentagon, sementara kantor berita Inggris Reuters menyebut angka 3.746. Dalam bulan September, yang belum sepekan, lima tentara Amerika Serikat sudah tewas di Irak. Tentara Amerika Serikat akan memakai bulan suci Ramadan sebagai pertanda utama untuk kemungkinan mengurangi jumlah pasukannya di Irak, kata panglima utama tentara hari Selasa. (*)
Copyright © ANTARA 2007