Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah catatan positif diraih dalam empat tahun masa kerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), salah satunya berhasil menumbuhkan pusat ekonomi baru.
Menurut laporan terbaru BI, likuiditas perekonomian atau jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) tercatat tumbuh.
Laporan terbaru Bank Indonesia (BI) menunjukkan posisi M2 bulan September 2018 mencapai Rp5.606,3 triliun atau tumbuh 6,7 persen (yoy), lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan Agustus yang sebesar 5,9 persen (yoy).
Dalam keterangan yang diterima, Kamis, penyaluran kredit perbankan juga mencapai Rp5.137,2 triliun atau tumbuh 12,4 persen (yoy).
Jika dilihat berdasarkan golongan debiturnya, debitur korporasi nonfinansial tumbuh tertinggi mencapai 14,3 persen (yoy) dengan pangsa 50,1 persen, sementara debitur persorangan tumbuh 10,4 persen (yoy) dengan pangsa 45,6 persen.
Hal itu sejalan dengan hasil yang dicapai oleh pemerintahan Jokowi selama 4 tahun di sektor pembangunan pusat ekonomi baru.
Sumber pusat ekonomi baru bisa berbentuk ekonomi berbasis aktivitas kreatif-inovatif maupun wilayah tertentu yang mempunyai keunggulan komparatif karena faktor sumber daya bawaan yang dimililkinya.
Pengembangan sektor-sektor ekonomi yang kreatif inovatif dilakukan melalui berbagai terobosan yang tercermin dengan hasil peningkatan PDB Ekonomi Kreatif.
Berdasarkan data capaian 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK yang dikeluarkan oleh Kantor Staf Presiden pada bulan Oktober 2018, PDB ekonomi kreatif secara konsisten terus meningkat dari tahun ke tahun.
PDB Ekonomi kreatif pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp784,82 triliun, meningkat terus dari tahun ke tahun menjadi Rp852,56 triliun di tahun 2015, Rp922,59 triliun di tahun 2016, Rp1.009 triliun di tahun 2017 dan diperkirakan menjadi Rp1.105 triliun pada tahun 2018.
Baca juga: Pusat ekonomi baru di Banten bertumbuh seiring peningkatan konektivitas
Baca juga: Presiden ingin BIJB jadi titik pertumbuhan ekonomi baru
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018