Pelaku pasar khawatir perang dagang dapat menahan pertumbuhan ekonomi global, namun sebagian pelaku pasar yakin ekonomi Indonesia masih cukup terjaga
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ini menguat 84 poin menjadi Rp15.115 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.199 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova di Jakarta, Kamis, mengatakan data inflasi yang relatif terkendali menjadi salah satu faktor yang menjaga kurs rupiah tetap stabil dengan kecenderungan menguat.
"Inflasi Oktober relatif terkendali di level 3 persen," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Oktober 2018 sebesar 0,28 persen. Dengan demikian, tingkat inflasi pada tahun kalender Januari-Oktober 2018 tercatat sebesar 2,22 persen dan inflasi dari tahun ke tahun (yoy) sebesar 3,16 persen.
Ia mengatakan sasaran inflasi pada 2018 ditargetkan sebesar 3,5 persen, diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaku usaha dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Di sisi lain, lanjut dia, apresiasi rupiah juga dipicu harapan positif pelaku pasar terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang dinilai cukup solid meski dibayangi sentimen perang dagang.
"Pelaku pasar khawatir perang dagang dapat menahan pertumbuhan ekonomi global, namun sebagian pelaku pasar yakin ekonomi Indonesia masih cukup terjaga," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (1/11), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp15.195 dibanding sebelumnya (31/10) di posisi Rp15.227 per dolar AS.
Baca juga: Ini faktor penyebab rupiah menguat tipis awal pekan
Baca juga: Pertumbuhan kredit perbankan dongkrak penguatan rupiah
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018