Momentum perbaikan dilakukan secara bertahap dan tidak bisa langsung terlihat pada triwulan yang sama

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pembenahan defisit neraca transaksi berjalan yang dilakukan dengan menekan impor dan mendorong ekspor, belum langsung terlihat hasilnya, karena masih membutuhkan waktu.

"Momentum perbaikan dilakukan secara bertahap dan tidak bisa langsung terlihat pada triwulan yang sama," kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis.

Sri Mulyani mengatakan pemerintah telah berupaya untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan melalui pengendalian kebutuhan impor proyek infrastruktur, implementasi biodiesel B20 serta perluasan cakupan produk yang dikenakan PPh impor.

Selain itu, pemerintah juga terus mendorong kebijakan peningkatan daya saing untuk meningkatkan produktivitas dalam negeri serta gencar melakukan promosi ekspor non tradisional sebagai antisipasi dalam menghadapi ancaman perang dagang.

Namun, upaya pembenahan ini tidak bisa terlihat hasilnya dalam waktu cepat, karena bersifat struktural, yang membutuhkan periode yang lama.

Meski demikian, Sri Mulyani optimistis kebijakan ini bisa membuahkan hasil karena perbaikan iklim investasi terus dilakukan melalui sistem pelayanan terpadu serta pemberian insentif perpajakan dan pertumbuhan kredit perbankan tumbuh 12,69 persen hingga triwulan III-2018.

"Kita terus menjaga momentum untuk menjaga investasi dan devisa masuk, itu cara kerja kita, karena kebijakan kita struktural yang tidak bisa dilihat dalam jangka pendek," ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah dan Bank Indonesia berupaya untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan yang selama ini merupakan salah satu penyebab terjadinya gejolak nilai tukar terhadap dolar AS.

Baca juga: Ekonom sebut pelemahan rupiah karena faktor global dan domestik
Baca juga: BI prediksi defisit transaksi berjalan 2,9 persen PDB

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018