Jakarta (ANTARA News) - Kedutaanbesar Australia di Jakarta menggelar konferensi pertama alumni beasiswa Australia, yang diikuti sedikit-dikitnya 150 orang Indonesia, yang belajar di Australia dengan beasiswa pemerintah negara itu sejak dasawarsa 1950-an.
"Konferensi itu juga merupakan kesempatan istimewa bagi pemerintah Australia untuk berhubungan dengan alumni dari berbagai bidang, yang penting bagi hubungan kami dengan Indonesia," kata Dutabesar Australia untuk Indonesia Bill Farmer di Jakarta hari Kamis saat membuka konferensi tersebut.
Menurut dia, konferensi tersebut memberi kesempatan unik kepada alumni untuk saling bertemu dan memperluas jaringan Indonesia dan internasionalnya.
"Tema konferensi kali ini ialah Membangun Masa Depan Di Atas Masa Lalu, yang mencerminkan hubungan kami, yang sudah erat, dengan Indonesia," tambahnya.
Pembahasan dalam konferensi satu hari itu dititikberatkan pada masalah utama pembangunan, yang dihadapi Indonesia, seperti, pertumbuhan, demokratisasi, pengembangan modal manusia dan tantangan lingkungan hidup.
Selain itu, pada konferensi itu juga dipamerkan prestasi alumni Beasiswa Pembangunan Australia (ADS), yang sebagian besar di antaranya telah menduduki posisi penting di pemerintahan, universitas dan swasta.
Pembicara antara lain ialah Deputi Bidang Dinamika Masyarakat Menristek Carunia MH Firdausyi, budayawan dan Direktur Eksekutif Asosiasi Kemitraan Mohammad Sobary, serta Walikota Banda Aceh Mawardi Nurdin.
ADS adalah program beasiswa dwipihak jangka panjang, yang dikelola AusAID, lembaga bantuan pembangunan antarbangsa Australia. Sekitar 300 beasiswa diberikan setiap tahun kepada warga Indonesia untuk menimba ilmu di universitas Australia.
Australia memberikan beasiswa kepada pelajar Indonesia sejak dasawarsa 1950-an. Kini, terdapat lebih dari 10.000 alumni kegiatan tersebut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007