Anda-anda ini berada pada puncak karir pada 2045. Anda-anda ini calon pemimpin bangsa kelak

Sorong (ANTARA News) - Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) M. Yani mendorong para generasi muda untuk menunda pernikahan dan berfokus pada karir terlebih dulu.

Hal itu karena menikah di usia yang terlalu muda tidak baik karena sistem reproduksi masih belum matang.

Hal itu disampaikan Yani dalam acara Akselerasi Program KKBPK Melalui Genrevolution Berteman di hadapan para siswa SMP, SMA dan mahasiswa Kabupaten Sorong.

Bagi perempuan minimal menikah 21 tahun. Sementara bagi laki-laki minimal 25 tahun.

"Anda harus berpikir karir dulu, nanti baru perkawinan. Punya anak itu tidak susah. Merawat anak itu yang (membuat) pusing," katanya.

Pihaknya juga mengingatkan agar generasi muda tidak melakukan seks pranikah karena dapat membuat mereka diharuskan untuk menikah padahal sebenarnya mereka belum siap.

Ia mengatakan bahwa remaja saat ini akan menjadi bagian dari Generasi Emas Indonesia, yaitu generasi yang pada tahun 2045, saat Indonesia memasuki usia 100 tahun sejak kemerdekaan, akan berusia antara 35-54 tahun. Generasi ini saat itu akan berada pada puncak usia produktif sehingga peran mereka akan menentukan arah dan masa depan bangsa.

"Anda-anda ini berada pada puncak karir pada 2045. Anda-anda ini calon pemimpin bangsa kelak," katanya.

Pada masa tersebut, tantangan yang akan dihadapi generasi muda akan lebih sulit. Untuk mampu menghadapinya, maka mereka harus mempersiapkan diri sejak dini dengan mengembangkan potensi diri dan memiliki banyak pengetahuan.

Pihaknya pun meminta para siswa untuk tidak segan-segan melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi.

"Tantangan sekarang tidak akan sebesar tantangan yang adik-adik alami nanti. Maka itu sekolah menjadi penting. Sekolah sebagai gerbang ilmu pengetahuan," katanya.

Pihaknya juga meminta agar para siswa bijak dalam menggunakan gawai dan komputer dalam kehidupan sehari-hari.

"Informasi begitu deras, ada yang bagus, ada yang sampah. Harus pandai memilah mana informasi yang harus diambil, mana yang harus dibuang atau tidak perlu dibagikan ke orang lainnya," katanya.

Sorong menjadi kabupaten ketiga roadshow penyuluhan Generasi Berencana 2018 setelah Bangka Belitung dan Manado.

Para siswa dan mahasiswa ini diharapkan bisa menjadi agen perubahan bagi keluarga dan masyarakat sekitar dalam mensosialisasikan program Generasi Berencana.

"Setelah mengikuti kegiatan ini, maka kalian akan diminta segera untuk bergerak, secara berkolaborasi menerapkan revolusi mental di dalam keluarga, di lingkungan kalian, untuk meningkatkan karakter tangguh, berintegritas," katanya.

Baca juga: BKKBN: Perempuan berperan penting cegah korupsi keluarga

Baca juga: BKKBN: GenRe menyiapkan masa depan remaja Indonesia

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018