Dalam acara ExceLEN: Inovasi untuk Negeri yang diadakan oleh PT Len Industri di Bandung, Rabu, Menteri Rini menyaksikan peluncuran dua produk inovasi dari PT Len Industri (Persero), yakni sistem solar photovoltaic (PV) bernama LenSOLAR dan alat perespon darurat cepat Len Rescue. Selain itu, juga dilakukan pelepasan eskpor dari PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero) dan PT Bio Farma (Persero).
"Saya bangga dengan BUMN-BUMN yang terus menciptakan produk-produk startegis yang tidak hanya sukses di dalam negeri tetapi juga sukses di pasar global. Pesan saya, Research dan Development juga harus ditingkatkan supaya bisa meningkatan daya saing produk kita," kata Menteri Rini dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Rini berharap BUMN sebagai perusahaan milik negara bisa terus meningkatkan daya saing eskpor dan hilirisasi produk-produk BUMN.
Menurut dia, produk-produk BUMN saat ini banyak yang sudah mendunia. Namun demikian, perlu terus berinovasi karena produk yang dihasilkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga di pasar global. Untuk itu, perlu didorong agar BUMN tidak lelah untuk berinovasi dan meningkatkan ekspor produk ke mancanegara
Sementara itu, Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Zakky Gamal Yasin mengatakan peluncuran dua produk inovasi dari Len ini merupakan bukti bahwa Len Industri tidak hanya mampu bersaing di pasar business to business (B2B) tetapi juga di pasar business to consumer (B2C).
"Semua bentuk teknologi dan inovasi yang kami ciptakan di Len Industri untuk negeri tak lepas dari semangat inovasi untuk negeri," kata dia.
Selain menyaksikan pelucuran produk inovasi PT Len, di tempat yang sama, Menteri Rini secara simbolis melepas ekspor produk-produk BUMN. PT Pindad (Persero) kembali mengekspor 7.300 butir munisi kaliber 7.62 x 51 mm dan explosives materials berupa TNT block 225 gram, 500 gram dan 130 gram sebanyak 4.030 unit ke Thailand.
Terhitung mulai 2006, Pindad mulai menggiatkan ekspornya ke beberapa negara seperti Kamboja dan Nigeria untuk senapan serbu, Malaysia dan Australia untuk penanganan huru-hara, Korea Selatan, Singapura, Timor Leste, Filipina untuk amunisi, Laos untuk senjata dan amunisi, dan beberapa negara lainnya di kawasan Asia dengan rata-rata penjualan per tahun di kisaran 5 juta dolar AS.
PT Dahana (Persero) melakukan ekspor Dayagel Extra ke Australia dengan nilai penjualan sebesar 63.000 dolar AS. Ekspor bahan peledak ke Negeri Kanguru ini sebagai upaya menembus pasar pertambangan di Australia.
Sementara di sektor Farmasi, PT Bio Farma (Persero) melakukan pengiriman produk vaksin ke empat negara tujuan ekspor dengan sebesar 5,18 juta dolar atau sekitar Rp75 miliar. Ketiga negara ekspor di antaranya adalah finished product vaksin Polio (bOPV-20 dosis) ke Pakistan dan ke Turkey, serta vaksin Difteri Tetanus Pertusis (DTP) 10 dosis ke Honduras, Amerika Tengah. Perseroan juga pengiriman bulk (bahan setengah jadi atau intermediate product) Polio ke India.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018