Cirebon (ANTARA News) - Ribuan hektare areal tambak udang, bandeng dan lele di Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengalami kekeringan karena tidak adanya air tawar di sungai-sungai.
Sejumlah petambak pada Kamis mengatakan ke ANTARA News bahwa sejumlah sungai sudah mulai dipenuhi air asin, karena tidak ada pasokan air tawar dari hulu sehingga mereka tidak bisa melakukan budidaya udang dan bandeng yang tetap memerlukan air tawar untuk membentuk air payau.
"Udang dan bandeng hanya bisa tumbuh pada air payau tetapi kadar garam tidak boleh berlebihan, sekarang tidak ada lagi air tawar dan praktis tambak dibiarkan kering," kata Casdira, petambak bandeng, Desa Luwunggesik, Krangkeng, Kabupaten Indramayu.
Ia mengatakan, areal tambak udang dan bandeng yang kering di empat desa di Kecamatan Krangkeng mencapai sekitar 5.000 hektar dan biasanya musim kering berlangsung sampai Oktober.
Ribuan hektare tambak udang di Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan juga sudah mengalami kekeringan, karena sejumlah sungai yang biasa menyuplai air tawar seperti Kumpulkuista dan Sriganala sudah kering sejak seminggu yang lalu.
"Sebagian kecil yang tersisa merupakan areal tambak yang tinggal menunggu beberapa minggu lagi, setelah itu sebagian pemilik tambak beralih menjadi petani garam," kata Kastadi, seorang petambak udang dan bandeng warga Desa Grogol yang punya tambak di Desa Bungko.
Tidak hanya sungai yang kering tetapi sumur penduduk juga sudah mulai mengering sehingga ribuan warga di Kecamatan Krangkeng dan Kapetakan, saat ini hanya mengandalkan pasokan air minum dari truk tanki Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat.
Sementara itu, kekeringan areal tambak juga dialami ratusan petambak lele di Kecamatan Losarang karena saat ini 40 persen kolam lele sudah mulai mengering karena pasokan dari Sungai Cipanas sudah berkurang drastis.
Suwanto, Ketua Peternak Lele Alam Abadi Losarang, mengatakan bahwa dampak kekeringan sudah mulai mengurangi produksi dari rata-rata 20 ton lele per hari, saat ini tinggal 15 ton lele per hari.
"Penurunan produksi hampir terjadi di semua sentra produksi lele di Pulau Jawa, sehingga harga juga bergerak naik," katanya.
Ia mengungkapkan, saat ini harga lele di tingkat bandar Rp8.000 per kilogram sementara sebulan yang lalu hanya Rp7.200 per kilogram dan diperkirakan setiap hari akan terus ada kenaikan harga lele. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007