Mei menyebut keputusan itu diambilnya karena dirinya ingin bekerja di luar dunia bola basket.
"Rencananya memang begitu. Awal tahun 2019 saya mulai mengajukan lamaran-lamaran kerja. Namun saya belum tahu juga, bagaimana jalannya saja," ujar Mei kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Menurut Mei, hal itu pula yang membuatnya belum memikirkan potensi panggilan tim nasional yang akan bermain di SEA Games 2019 di Filipina.
Akan tetapi bukan berarti pemuda berusia 29 tahun tersebut menolak seandainya benar-benar dibutuhkan tim nasional.
"Kalau memang saya belum dapat pekerjaan baru, saya memberikan yang terbaik untuk timnas," tutur dia.
Dengan adanya kemungkinan dirinya pensiun, ditambah dia dinobatkan menjadi pemain terbaik (MVP) di final pra-musim IBL Gojek Tournament 2018, Mei Joni pun bertekad habis-habisan untuk membawa Stapac menjadi yang terbaik di IBL 2018-2019.
Untuk itu, dia pun berharap bisa memperoleh waktu bermain yang lebih lama di IBL.
"Semua pemain pasti berharap mendapatkan menit bermain. Saya akan berusaha bermain dengan baik di setiap pertandingan," kata dia.
Mei Joni sendiri dikenal sebagai penembak jitu di dunia bola basket Indonesia. Dia bermain untuk Hangtuah sejak musim 2011-2012, sebelum pindah ke Stapac mulai IBL 2017-2018.
Pemain bertinggi badan 188 centimeter ini dipanggi seleksi tim nasional bola basket putra untuk SEA Games 2015 dan 2017 meski pada akhirnya urung tampil di dua turnamen multicabang negara-negara Asia Tenggara tersebut.
Mei Joni sendiri pernah memperkuat tim nasional Indonesia di ASEAN University Games (AUG) XVIII di Singapura pada tahun 2016.
Di kompetisi pra-musim IBL Go-Jek Tournament 2018, Mei Joni mencetak delapan angka, lima rebound dan empat assist di partai final kontra Pelita Jaya Basketball yang membuatnya terpilih menjadi pemain terbaik (MVP) final.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018