Perang dagang AS-China kemunginan akan tetap menjadi faktor kekhawatiran di luar pemilu paruh waktu AS
Tokyo (ANTARA News) - Pasar saham Asia menjauh dari posisi terendah selama 20 bulan dengan bersusah payah menambah keuntungan kecil pada perdagangan Rabu pagi, berkat rebound di Wall Street meskipun investor tetap berhati-hati setelah bulan Oktober yang "terik" melihat triliunan dolar dihapus dari pasar ekuitas global.
Sebuah kumpulan faktor-faktor mulai dari ketegangan perdagangan China-AS, kekhawatiran tentang laba-laba perusahaan AS hingga berakhirnya kebijakan uang longgar di negara-negara maju telah memicu volatilitas di pasar-pasar keuangan dalam beberapa minggu terakhir.
Kecemasan bahwa pertumbuhan global mungkin kehilangan momentum dengan cepat telah berada di pusat keributan-keributan pasar. Perdagangan awal di Asia pada Rabu menunjukkan sentimen investor tetap rapuh, sebut Reuters.
Indeks MSCI, ukuran terluas dari saham Asia Pasifik di luar Jepang menambahkan 0,05 persen, tetapi masih di jalur untuk jatuh sekitar 11 persen bulan ini.
Indeks telah turun ke level terendah sejak Februari 2017 pada Senin (29/10), karena kekhawatiran atas laba perusahaan--perusahaan sangat membebani pasar ekuitas AS.
Tiga indeks saham Wall Street melonjak lebih dari satu persen pada Selasa (30/10), dibantu oleh keuntungan kuat untuk saham-saham chip dan transportasi, karena investor mengambil keuntungan dari harga yag lebih murah menyusul kemunduran curam baru-baru ini untuk ekuitas.
Saham-saham Australia naik 0,1 persen, KOSPI Korea Selatan naik 0,35 persen dan Nikkei Jepang maju 0,5 persen.
"Penurunan dalam ekuitas baru-baru ini telah sedemikian bahwa itu akan mengundang pembeli, seperti di pasar saham Jepang," kata Masahiro Ichikawa, ahli strategi senior di Sumitomo Mitsui Asset Management di Tokyo.
Indeks MSCI dunia telah kehilangan sekitar 8,50 persen nilainya sejauh pada Oktober, melenyapkan 4,5 triliun dolar AS hanya dalam satu bulan, menurut analisis oleh Kyle Rodda, analis IG di Melbourne.
Ichikawa di Sumitomo Mitsui Asset Management mengatakan prospek pasar masih mendung, menambahkan bahwa perang dagang AS-China kemunginan akan tetap menjadi faktor kekhawatiran di luar pemilu paruh waktu AS.
Presiden AS Donald Trump mengatakan selama wawancara dengan Fox News pada Senin (29/10) bahwa dia memperkirakan ada kesepakatan dengan China tentang perdagangan. Tapi ia juga mengatakan bahwa ia punya miliaran dolar tarif baru siap dikenakan jika kesepakatan itu tidak mungkin.
Di pasar uang, indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya mendekati puncak 16 bulan pada 97,02 semalam setelah data menunjukkan kepercayaan konsumen AS naik ke tertinggi 18 tahun pada Oktober, menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuat bisa bertahan dalam jangka pendek.
Dolar naik ke level tertinggi tiga minggu di 113,2 yen.
Fokus langsung untuk yen ada ditusan kebijakan bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ), pada sore hari ini.
Pada Rabu sore, BOJ diperkirakan akan menjaga kebijakan moneternya stabil dan mempertahankan pandangan optimisnya tentang prospek ekonomi, sekalipun friksi perdagangan global, kekhawatiran pertumbuhan dan volatil pasar-pasar semakin menjauh dari pencapaian target inflasi.
Euro sedikit berubah pada 1,1346 dolar setelah kehilangan 0,25 persen hari sebelumnya. Penurunan di bawah 1,1336 dolar akan membawa mata uag tunggal ke titik terendah sejak pertengahan Agustus.
Yuan China melemah di level 6,9727 per dolar di perdagangan luar negeri dan mendekati kisaran terendah 21-bulan 6,9770 pada Selasa (30/10).
Yuan telah tertekan oleh kekhawatiran tenterlambatan pertumbuhan ekonomi China dan eskalasi tajam potensial dalam perang perdagangan AS-China, jatuh minggu ini ke level terendah dalam satu dekade dalam perdagangan domestik.
Harga minyak sedikit pulih setelah jatuh ke terendah beberapa blan hari sebelumnya, karena tanda-tanda meningkatnya pasokan dan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi global dan permintaan untuk bahan bakar akan menjadi korban perang dagang AS-China.
Kontrak minyak mentah AS naik 0,46 persen menjadi 66,49 doar AS per barel setelah turun menjadi 65,33 dolar AS pada Selasa (30/10), terendah sejak pertengahan Agustus.
Baca juga: IHSG dibuka menguat seiring bursa Asia
Baca juga: Pasar saham China dibuka lebih tinggi
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018