Jakarta, (ANTARA News) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menilai salah satu upaya untuk menjaga investasi kembali masuk ke Indonesia adalah dengan menjaga kepercayaan.
"Kalau dalam konteks sekarang yang perlu kita pelihara adalah `confidence`," kata Suahasil di Jakarta, Selasa.
Suahasil menjelaskan kondisi membaiknya perekonomian di AS membuat aliran modal saat ini lari dari negara berkembang, termasuk Indonesia, dan kembali ke negara adidaya tersebut.
Untuk itu, hal yang bisa dilakukan adalah dengan memperbaiki fundamental perekonomian Indonesia guna memberikan kepastian kepada pemilik modal agar tidak ragu melakukan investasi.
"Cara menjaga `confidence` adalah dengan menyampaikan kisah (ekonomi) Indonesia, melakukan pengambilan kebijakan dengan berbasis pengetahuan dan secara prinsip benar," ujarnya.
Suahasil mengibaratkan kebijakan yang dilakukan ini mirip dengan tindakan untuk membersihkan rumah yang kotor sehabis terjadi kekacauan agar para tamu tidak sungkan untuk berkunjung.
"Ketika global bergerak, masa rumah kotor, tidak kita `beresin`. Kita tetap `beresin` agar kita berharap, kalau rumah bersih, orang mau datang, mau mampir," ujarnya.
Selain memperbaiki kondisi domestik, ia mengharapkan situasi perekonomian global dapat kembali stabil agar aliran modal ke Indonesia tidak lagi terbatas.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menduga kinerja investasi yang menurun karena faktor musiman jelang pemilihan umum.
Namun, ia menambahkan terdapat juga persoalan struktural seperti pengajuan izin yang terlalu lama, meski saat ini tersedia sistem layanan terintegrasi (OSS).
"Sebagian mungkin masalah struktural, lebih karena kemudahan izin dan segala macam. Sebagian karena menjelang pemilu, sehingga laju investasi menurun," kata Bambang.
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi penanaman modal di Indonesia pada triwulan III-2018 mencapai Rp173,8 triliun, menurun 1,6 persen, dibandingkan realisasi investasi pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp176,6 triliun.
"Tren investasi di Indonesia tahun 2018 masih kurang menggembirakan. Jadi trennya terus terang agak `soft`," kata Kepala BKPM Thomas Lembong.
Kendati saat ini perekonomian global masih bergejolak yang dipicu perang dagang, kenaikan suku bunga AS dan penguatan dolar AS, Thomas lebih menyoroti faktor internal yaitu implementasi kebijakan-kebijakan investasi pemerintah.
"Apa karena faktor eksternal? Perang dagang, tekanan mata uang di negara berkembang dan sebagainya, saya pribadi tetap tempatkan tanggung jawab pada faktor internal. Jadi menurut saya eksekusi implementasi dari kebijakan-kebijakan terkait investasi masih kurang `nendang`," ujar Thomas.
Baca juga: BI berharap investasi asing masuk ke SBN
Baca juga: Presiden: perlu satgas untuk mengawal investasi masuk
Pewarta: Satyagraha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018