Jakarta (ANTARA News)- Kurs Rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Kamis sore, merosot karena pelaku pasar berspekulasi membeli dolar AS mengantisipasi rencana bank sentral AS (The Fed) yang akan menurunkan The Federal Fund Rate. Nilai tukar rupiah turun sembilan poin menjadi Rp9.400/9.415 per dolar AS (Pkl 15.35) dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.391/9.400 per dolar AS. Direktur Management Currency Board, Farial Anwar di Jakarta, mengatakan, para pelaku pasar mengantisipasi dengan membeli dolar AS menjelang keluarnya data indikator ekonomi AS dan tenaga kerja AS. Namun pelaku pasar masih hati-hati untuk membeli dolar AS, karena mereka khawatir ekonomi AS akan melambat akibat kasus gagal bayar kredit perumahan di AS, katanya. Kecenderungan melambatnya ekonomi AS, lanjut dia akan memicu bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunga sebesar 0,25 persen poin dari 5,25 menjadi 5,00 persen. Karena itu dolar AS terhadap di pasar uang regional makin terpuruk hingga berada pada kisaran antara 114 hingga 115 yen, ucapnya. Menurut dia, rupiah sebenarnya berpeluang untuk kembali menguat, namun masih menunggu waktu terutama dari pasar eksternal dan masuknya investor asing ke pasar Indonesia kembali menginvestasikan dananya. Investor diperkirakan akan kembali masuk ke pasar domestik, setelah Bank Indonesia sejak dua bulan lalu tetap mematok suku bunga acuan (BI Rate ) pada 8,25 persen, katanya. "Kami memperkirakan peluang rupiah untuk kembali menguat sangat besar yang didukung oleh faktor eksternal maupun internal," tambahnya. Kondisi ini, lanjut dia, juga didukung oleh Bank Indonesia (BI) yang tetap menjaga volatilitas rupiah agar tidak berada dalam kisaran yang melebar. "Kami optimis pasar akan kembali didominasi aksi beli rupiah," ujarnya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007