"Cuaca hari ini sangat mendukung, kita harapkan pencarian dapat berjalan cepat," kata Syuagi saat ditemui di posko evakuasi korban di JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta, pada Selasa.
Dia mengatakan, penyelaman kembali dilakukan pada pukul 06.00 WIB setelah Senin malam dihentikan karena arus cukup deras.
Meski begitu pencarian di permukaan laut terus dilakukan selama 24 jam penuh. Dia mengatakan tim SAR dan penyelam terus berada di lokasi.
Hingga pukul 09.45 WIB belum ada perkembangan dari pencarian. Rencananya Kepala Basarnas bersama Menteri Perhubungan Budi Karya memantau ke lokasi pencarian.
Hingga Senin malam (29/10) jumlah kantong jenazah yang masuk ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sebelumnya, pesawat type B737-8 Max dengan nomor penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang (Provinsi Bang Bwelitung) hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat dengan nomor registrasi PK LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E. Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat sempat meminta "return to base" sebelum akhirnya hilang dari radar.
Basarnas memastikan pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Sebagian korban dari pesawat nahas telah ditemukan dan dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati di jakarta Timur.
Pesawat itu membawa 189 penumpang, terdiri atas penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi dengan dua pilot dan lima awak pesawat.
Baca juga: Lima orang dari jajaran Kesehatan menjadi korban Lion Air JT 610
Baca juga: Jenazah tak utuh kendala identifikasi korban JT 610
Baca juga: Pemerintah siapkan hotel dan kendaraan bagi keluarga korban JT 610
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018