Jakarta (ANTARA News) – Banyak ibu hamil mengetahui dan menerapkan gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, menghindari alkohol, mengonsumsi makanan sehat, dan berolahraga, padahal sebelum sembilan bulan masa kehamilan, menerapakan gaya hidup sehat itu penting demi kesehatan sang bayi.

Gaya hidup Anda sebelum konsepsi juga memengaruhi perkembangan anak dan evolusi kehamilan, dan banyak perempuan menganggap remeh fakta tersebut, menurut kelompok ginekologi, dokter anak, dan bidan.

Bagi pasangan yang menantikan kehadiran bayi, organisasi pendukung berbasis keluarga di Jerman, Healthy Start, merekomendasikan pola makan dan gaya hidup sebelum dan sesudah kehamilan, menurut laporan DPA, yang dilansir Selasa.

Wajar bagi perempuan dengan berat badan normal mengalami kenaikan berat badan mulai dari 10 hingga 17 kilogram saat hamil. Namun, bagi perempuan dengan kelebihan berat badan atau obesitas sebel, bagaimanapun, disarankan tidak mengalami berat badan lebih dari 10 kilogram ketika mengandung.

Namun penelitian terbaru juga menunjukkan apakah seorang anak nantinya akan menjadi obesitas tidak terlalu bergantung berapa banyak kenaikan berat badan Ibu selama hamil dan lebih banyak pada bobot awal. Ini juga memengaruhi harapan hidup keturunan selanjutnya.

“Masa hidup anak menjadi pendek waktunya bila sang ibu mengalami obesitas pada awal kehamilan,” jelas Profesor Berthold Koletzko dari German Society of Pediatrics and Adolescent Medicine. Hal ini disarankan oleh penelitian.

Perempuan yang hendak—atau bahkan tidak mengesampingkan memiliki—seorang anak mesti bercita-cita memiliki berat badan normal. Bagi perempuan gemuk, kehilangan sekitar lima persen dari berat badan awal dapat memberikan dampak positif pada kesehatan mereka dan meningkatkan kesempatan untuk hamil.

Baca juga: Idealnya, ibu hamil sarapan dulu atau olahraga dulu?

Baca juga: Hidup sehat dan hindari obesitas untuk menjaga kesuburan

Pewarta: Anggarini Paramita
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018