Kami adalah satu-satunya operator di dunia yang telah berhasil mengkonversi sampah plastik domestik pada skala komersial...
Nusa Dua (ANTARA News) - Indonesia jajaki pengembangan kerja sama dengan WWF Indonesia serta investor PLTSa terkait dengan pengolahan energi sampah.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Bali, Selasa, membahas pengembangan energi alternatif khususnya berbahan bakar sampah dengan perusahaan Plastic Energy Limited.
Menko Luhut menyarankan untuk memulai program pengembangan energi sampah ini di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, untuk memastikan ketersediaan bahan bakunya yaitu sampah plastik.
Carlos Monreal selaku pemilik perusahaan Plastic Energy Limited dan Menko Luhut menyaksikan perjanjian antara kedua belah pihak dalam pengumpulan sampah dan pengolahan sampah menjadi sumber energi.
Kerja sama ini untuk meningkatkan pengelolaan limbah dan mengurangi sampah laut di perairan Indonesia yang mengubah 100.000 ton sampah plastik setiap tahun dari berakhir di TPA dan lautan Indonesia.
"Kami adalah satu-satunya operator di dunia yang telah berhasil mengkonversi sampah plastik domestik pada skala komersial dengan menggunakan proses daur ulang Thermal Anaerobic Technology (TAC). Proses ini menggunakan teknologi jejak karbon rendah yang dipatenkan yang menghasilkan bahan bakar atau minyak alternatif, " jelas Monreal.
Menurut Monreal pabrik modularnya di Spanyol dapat menghasilkan sekitar 850 liter output untuk setiap ton plastik.
Monreal melakukan kerjasama dengan WWF Indonesia untuk mengumpulan sampah, mengedukasi masyarakat dan mensosialisasikan sistem ini.
Baca juga: BPPT uji pengolahan sampah proses termal Bantargebang
Baca juga: Pengolahan sampah Jakarta jadi energi diresmikan
Baca juga: Presiden teken Perpres soal pengolahan sampah jadi energi listrik
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018