Denpasar (ANTARA News) - Kunjungan 10 jam Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Indonesia akan membawa angin segar kepariwisataan di negeri ini, terutama terhadap Bali sebagai destinasi wisata dunia. Apalagi dalam kunjungan singkat itu ditandatangani kesepakatan kerja sama kedua pemerintah, antara lain masalah penanganan terorisme, budaya dan pariwisata, kata salah seorang komponen pariwisata Bali, Tjok Gde Agung di Denpasar, Kamis. "Rusia sebagai salah satu negara besar dengan jumlah penduduk cukup banyak, merupakan pasar potensial bagi peningkatan kunjungan wisatawan ke Indonesia, terutama ke Bali," kata dia menanggapi kunjungan singkat pepimpin Rusia itu ke Jakarta, Kamis (6/9). Setelah kunjungan pepimpin negara itu, diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh pemerinatah daerah bersama komponen pariwisata dan pebisnis lainnya, untuk meningkatkan promosi kepariwisataan ke negeri beruang merah tersebut. Tanpa ada langkah nyata dari semua pihak, tidak banyak bisa diharapkan atas kerjasama kedua pemerintahan itu, termasuk di bidang budaya dan pariwisata yang dimiliki masyarakat Pulau Dewata. Dinas Pariwisata Bali menyebutkan, jumlah turis Rusia yang melakukan kunjungan dengan tujuan utama berlibur ke Bali meningkat drastis dari sebanyak 6.226 orang (Januari-Juni) 2005 menjadi 18.473 orang periode sama 2007. Berdasarkan data 18.473 turis Rusia ke Bali selama enam bulan pertama 2007, berarti setiap bulannya rata-rata mencapai 3.078 orang. "Itu tergolong cukup banyak," kata Tjok seraya menyebutkan, diantara mereka adalah pebisnis. Bali semakin banyak dikunjungi wisatawan Rusia, dapat dipastikan berpengaruh pula terhadap perdagangan aneka ragam cenderamata yang bernilai seni buatan masyarakat Bali, baik untuk souvenir maupun sebagai mata dagangan ekspor. Kasubdin Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Bali, Ni Wayan Kusumawathi di tempat terpisah, membenarkan, aneka kerajinan buatan masyarakat daerah ini semakin ramai dikapalkan guna memenuhi pesanan konsumen dari Rusia. Hal itu ditunjukkan hasil realisasi ekspor nonmigas Bali ke Rusia enam bulan pertama 2007 mengalami kenaikan hingga 37 persen, dari bernilai 737 ribu dolar AS (Januari-Juni 2006) menjadi seharga satu juta dolar AS periode sama 2007. Perdagangan luar negeri itu khususnya ke Rusia diharapkan akan semakin meningkat dimasa mendatang, apalagi adanya kunjungan resmi dari para pejabat tinggi yang diikuti pebisnis Rusia ke Indonesia. Kunjungan wisatawan Rusia yang bertambah banyak berlibur ke Pulau Dewata juga berpengaruh besar terhadap meningkatnya perolehan devisa dari perdagangan komoditi nonmigas Bali, sebab diantara mereka adalah pengusaha.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007