Kalau ada tambahan peralalatan geosurvey saya yakin bisa lebih mudah

Jakarta (ANTARA News) - Tim SAR pesawat Lion Air JT 610 pada hari pertama pencarian, Senin, masih terkendala dengan pemetaan bawah laut untuk mencari titik pasti lokasi badan pesawat yang jatuh di sekitar perairan utara Karawang. Jawa Barat tersebut.

"Hasil evaluasi hari ini, kami melakukan pemetaan yang masih kesulitan karena alat geosurvey baru dikirim (Senin) malam ini. Semoga besok bisa ditemukan," tutur Kepala Kantor SAR DKI Jakarya Hendra Sudirman dalam konferensi pers di Jakarta, Senin malam.

Senin malam ini tim SAR mengirimkan perangkat geosurvey yang akan disusul dengan perangkat sonar pada Selasa (30/10) pagi guna melengkapi pencarian badan pesawat yang diperkirakan berada di kedalaman laut sekitar 35 meter.

Selain itu, penentuan lokasi pasti jatuhnya pesawat juga terkendala dengan tidak munculnya sinyal ping yang seharusnya dipancarkan pesawat ketika mengalami kecelakaan.

Oleh karena itu, pencarian oleh tim gabungan dilakukan di sekitar wilayah yang menjadi titik hilang atau lost contact pesawat yang baru dioperasikan pada Agustus 2018.

"Kalau ada tambahan peralalatan geosurvey saya yakin bisa lebih mudah, kami memang bermasalah di pemetaan," kata Hendra.

Ia pun berharap dengan segera diketahuinya lokasi badan pesaqat diharapkan dapat ditemukan kotak hitam.

"Kita fokusnya ke badan pesawat dulu, karena kalau badan pesawat sudah ditemukan pasti kotak hitamnya tidak jauh dari situ," ujar Hendra.

Baca juga: Presiden temui keluarga korban jatuhnya Lion Air
Baca juga: Sudah 22 kantung jenazah Lion Air JT 610 masuk RS Soekanto

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018