Salah satu pendorong utama pencapaian ini adalah strategi yang tepat di segmen bisnis digital Telkomsel yang tumbuh cukup tinggi. Segmen bisnis digital, khususnya layanan data, masih menjadi mesin pertumbuhan Telkomsel dan berkontribusi 54,2 persen d

Jakarta, (Antara News) - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatan 8,8 persen di kuartal III-2018 dibanding kuartal sebelumnya. Sementara itu, EBITDA dan Net Income tumbuh masing-masing sebesar 35,5 persen dan 86,7 persen dibanding kuartal II 2017.

Dengan kenaikan ini, Telkom akhirnya membukukan pendapatan Rp 99,2 triliun pada sembilan bulan pertama 2018 atau tumbuh 2,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Sementara itu, EBITDA tercatat Rp 44,9 triliun dan laba tercatat sebesar Rp 14,2 triliun hingga September 2018.

Direktur Keuangan Telkom Harry M. Zen menyebutkan pendapatan yang meningkat signifikan ini sebagai hasil dari upaya monetisasi layanan data dan pengendalian biaya yang berjalan dengan baik.

"Peningkatan ini merupakan hasil dari upaya Perseroan dalam memperkuat kinerja segmen bisnis mobile, disamping terus menumbuhkan segmen bisnis 'fixed line' dan melakukan pengelolaan biaya secara efektif," kata Harry dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Di kuartal III 2018, segmen bisnis mobile Telkomsel berhasil meraih pendapatan Rp23 triliun atau tumbuh 10,1 persen QoQ dibandingkan kuartal II 2018.

Salah satu pendorong utama pencapaian ini adalah strategi yang tepat di segmen bisnis digital Telkomsel yang tumbuh cukup tinggi. Segmen bisnis digital, khususnya layanan data, masih menjadi mesin pertumbuhan Telkomsel dan berkontribusi 54,2 persen dari total pendapatan Telkomsel di kuartal III 2018.

Telkomsel juga berhasil melakukan pengendalian biaya dengan baik meskipun terus gencar menggelar BTS 4G di seluruh Indonesia.

Biaya operasional Telkomsel juga mengalami sedikit penurunan sebesar 0,1 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan memberikan dampak terhadap kenaikan EBITDA sebesar 20,7 persen QoQ menjadi Rp12,4 triliun dan laba bersih sebesar 24 persen QoQ menjadi Rp6,6 triliun.

Untuk meningkatkan kualitas jaringan dan menciptakan pengalaman pelanggan yang sempurna dalam mendukung penggunaan "data traffic" yang tinggi, selama tahun 2018 Telkomsel telah membangun 22.578 BTS yang semuanya merupakan BTS 4G.

Dengan penambahan tersebut, secara total, hingga akhir September 2018 Telkomsel telah membangun 50.755 BTS 4G. Sehingga, total BTS on-air Telkomsel mencapai 183.283 unit, dengan 72,5 persen di antaranya merupakan BTS 3G/4G.

Pengembangan jaringan ini mendukung layanan prima kepada para pelanggan Telkomsel. Pada kuartal III 2018, jumlah pelanggan Telkomsel mencapai 167,8 juta di seluruh Indonesia, yang 112,6 juta di antaranya merupakan pengguna layanan data.

Sementara itu, Bisnis Digital Telkom semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan di sembilan bulan pertama tahun ini dengan capaian pertumbuhan sebesar 21,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, dengan mencatatkan kontribusi dominan sebesar 51,88 persen dari total pendapatan perseroan.

Kinerja segmen bisnis Fixed Line Telkom juga terus mengalami penguatan. Pada Sembilan bulan pertama di tahun 2018, pendapatan dari layanan IndiHome tercatat sebanyak Rp9 triliun atau meningkat 57,7 persen dari tahun lalu.

Kontribusi ini diraih berkat peningkatan produktivitas tenaga sales dan teknisi, diversifikasi produk yang menarik dan konten-konten berkualitas, serta sistem IT yang semakin andal. ARPU IndiHome juga meningkat dari Rp251 ribu pada kuartal II 2018 menjadi Rp 258 ribu pada kuartal III 2018.

Selama sembilan bulan pertama 2018, pelanggan IndiHome bertambah 1,7 juta, sehingga total pelanggan hingga akhir September 2018 mencapai 4,7 juta atau meningkat 101,2 persen dibandingkan tahun lalu, di mana 52 persen di antaranya merupakan pelanggan layanan Triple Play.

Di sisi lain, segmen bisnis "Wholesale and International" juga mengalami peningkatan 32,6 persen dari periode yang sama di tahun 2017. Segmen ini ditargetkan terus tumbuh hingga akhir tahun 2018, didukung oleh infrastuktur terutama backbone, baik domestik dan internasional.

Sehingga di tengah persaingan industri yang semakin ketat, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membukukan pendapatan Rp99,2 triliun pada sembilan bulan pertama 2018 atau tumbuh 2,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Sementara itu, EBITDA tercatat Rp 44,9 triliun dan laba tercatat sebesar Rp14,2 triliun.

Telkom juga baru saja meluncurkan Satelit Merah Putih pada 7 Agustus lalu. Satelit Merah Putih membawa 60 transponder aktif yang terdiri dari 24 Standard C-band dan 12 Extended C-band yang menjangkau Asia Tenggara serta 24 Standard C-Band dengan jangkauan Asia Selatan.

Selain untuk menyediakan akses teknologi, informasi dan komunikasi (ICT) di wilayah-wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia, keberadaan Satelit Merah Putih juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap satelit asing.

Telkom juga telah menerbitkan Medium Term Notes (MTN) dengan nilai Rp1,5 triliun, untuk memperbaiki profil hutang, dengan memperbesar porsi pinjaman dengan bunga tetap.

Hal ini sebagai antisipasi atas potensi naiknya suku bunga dalam beberapa tahun ke depan. Telkom menawarkan MTN konvensional dan syariah ijarah, masing-masing dalam tiga seri. MTN tersebut berdurasi satu tahun, dua tahun, dan tiga tahun dengan bunga tetap atau bagi hasil masing-masing sebesar 7,25 persen 8 persen dan 8,35 persen.

Sampai dengan akhir tahun 2018, Telkom mengalokasikan modal belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar 25 persen dari total pendapatan Perseroan. Alokasi belanja modal terbanyak digunakan untuk mendukung bisnis broadband.

"Dengan jaringan infrastruktur yang kuat dan andal, diharapkan Perseroan dapat menciptakan sustainable competitive growth dalam jangka panjang," kata Harry.
***3***

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018