Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan BI rate (suku bunga acuan BI) pada 8,25 persen karena masih mempertimbangkan prinsip kehati-hatian atas dampak krisis subprime mortgage (krisis kredit perumahan) di Amerika Serikat (AS), meski stabilitas makro ekonomi nasional tetap terjaga. "Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI hari ini memutuskan untuk mempertahankan BI rate pada tingkat 8,25 persen setelah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prospek pencapaian inflasi, proyeksi perkembangan perekonomian dunia di mana masalah subprime mortgage masih terasa," kata Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat seusai RDG BI di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, BI tetap mencermati dampak masih berlanjutnya gejolak subprime mortgage dan kemungkinan potensi pelemahan ekonomi AS yang berakibat pada perekonomian domestik. Selain itu, menurut dia BI tetap yakin target inflasi hingga akhir tahun 2007 sebesar enam plus minus satu akan tercapai. Menurut dia, BI mencatat inflasi IHK (IHK) secara tahunan pada Agustus mencapai 6,51 persen lebih tinggi dibandingkan Juli 6,06 persen. Sedangkan inflasi inti Agustus mencapai 5,66 persen lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 5,75 persen. "Peningkatan inflasi bulan Agustus terutama disebabkan oleh kenaikan inflasi pada kelompok harga makanan yang bergejolak dengan penyumbang terbesar minyak goreng, telur ayam ras, dan beras," katanya. Selain itu, menurut dia BI mencatat adanya kenaikan dari kelompok komoditas yang harganya dikendalikan oleh pemerintah sejalan dengan meningkatnya harga minyak tanah. BI juga mencatat suku bunga kredit maupun simpanan mengalami penurunan. Suku bunga kredit modal kerja turun dari 17,71 persen pada bulan sebelumnya menjadi 13,88 persen untuk bulan Juli. Suku bunga kredit investasi turun menjadi 13,82 persen pada Juli dari bulan sebelumnya 13,99 persen. Suku bunga kredit konsumsi turun menjadi 16,68 persen pada Juli dari 16,91 persen pada bulan sebelumnya. Sedangkan suku bunga simpanan untuk bunga deposito satu bulan pada Juli mencapai 7,26 persen turun dari bulan sebelumnnya yang mencapai 7,46 persen. Sementara itu, ia mengatakan BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2007 mencapai 6,2 persen. "Pertumbuhan tersebut didukung oleh pertumbuhan sektor ekspor, konsumsi swasta, dan investasi. Membaiknya kegiatan investasi tersebut terutama ditopang oleh optimisme investor dan dukungan pembiayaan" katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007