14 kantung tersebut, setelah pada pukul 19:07 WIB masuk lagi lima kantong jenazah yang dibawa oleh lima unit ambulans dengan rincian empat unit dari PMI dan satu unit dari Kepolisian. Lima kantong baru tersebut menambah tujuh kantong pada pukul 15:47 WIB dan dua kantong pada pukul 18:00 WIB.
"Ini sudah ada 14 kantong jenazah, semuanya belum diperiksa. Saat ini semua dimasukan ke peti pendingin dan besok baru diperiksa," kata Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Edy Purnomo yang ditemui di depan ruang CT Scan Post Mortem Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Senin malam.
Kelima kantong jenazah tersebut, langsung dibawa ke ruang CT Scan Post Mortem Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Raden Said Sukanto, Jakarta Timur, ketika tiba di lokasi.
Hingga saat ini, secara total ada 14 kantong jenazah yang sudah masuk ke fasilitas instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sebelumnya, pesawat type B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandar Udara Soekarno Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang dilaporkan telah hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E. Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat sempat meminta return to base sebelum akhirnya hilang dari radar.
Basarnas memastikan pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Korban dari pesawat nahas akan dievakuasi ke RS Polri.
Pesawat itu sendiri dikabarkan membawa 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi dengan dua Pilot dan lima awak pesawat.
Baca juga: RS Polri butuh data khas korban Lion untuk periksa DNA
Baca juga: Tujuh jenazah Lion di RS Sukanto akan dilakukan identifikasi forensik
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018