Pembangunan relokasi jalan tol Porong-Gempol sepanjang kurang lebih 10,2 kilometer dengan lebar 120 meter setidaknya membutuhkan waktu satu tahun, kata Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Ahmad Zulkarnain di Sidoarjo, Kamis.
Sejak jalan tol Porong Sidoarjo KM 37-42 terputus tahun 2006, baru jembatan yang melintas Kali Porong di kawasan Kebonagung yang terselesaikan.
Ahmad mengatakan, molornya pembangunan jalan tol Porong-Gempol ini diperparah oleh mahalnya harga tanah yang dipatok warga sebesar Rp1 juta per meter.
Berdasar patokan Tim Panitia Pembebasan Tanah, untuk kepentingan relokasi Jalan Tol Porong, lahan pekarangan dihargai Rp450 ribu per meter. "Nah, jika warga menghendaki harga Rp1 juta per meter, tentu tidak akan menemukan titik temu," tegasnya.
Saat ini yang sudah terbayar, baru lima desa, yaitu Desa Pamotan, Kebonagung, Wunut, Kesambi Kecamatan Porong, dan Kedungcangkring, Jabon.
Akibat tertundaya pembebasan lahan ini, anggaran tahun 2008 senilai Rp500 miliar untuk relokasi Jalan Tol Porong tidak bisa semua terserap sehingga sisasnya harus dikembalikan ke kas negara.
Ahmad berharap, pada tahun anggaran 2009, alokasi anggaran untuk relokasi tersebut bisa segera terealisasikan. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009