Jakarta (ANTARA News) – Berawal dari iseng mengunggah foto sang putra, Bagus Sastrojoyo Woodrich mengenakan baju adat Jawa di Faceboook, ternyata menuai pesanan baju, cerita pengusaha baju adat Jawa Trifosa Sie Yulyani.
“Suami saya kan orang Kanada. Saya punya ide untuk memerkenalkan budaya Jawa melalui Facebook. Ternyata, malah banyak yang menanyakan ke saya,‘beli dimana?’,” ujar Fosa saat dihubungi Antara, Senin.
Sebenarnya, sambung Fosa, baju adat Jawa yang dipakai oleh anak saya, Bagus (sekarang 3 tahun) itu berawal dari pengalaman sendiri.
“Anak saya itu susah diam. Jadi, hal itu menantang saya untuk menemukan bahan apa yang enak untuk menghadiri acara adat Jawa,” imbuhnya.
Untuk beskap, sambung Fosa, dirinya menggunakan bahan tessa premium. Bahan ini berbeda dengan bahan yang banyak dijual pada umumnya.
“Untuk surjan lurik, saya menggunakan bahan benang katun dibanding tenun polyster kasar dan membuat gatal di kulit. Kalau katun itu lebih adem dan menyerap keringat,” ungkapnya mengenai kelebihan material yang digunakan.
Pengusaha yang memulai usahanya sejak dua tahun lalu ini telah menerima pesanan hingga mancanegara.
“Saya menerima pesanan kebaya bayi ke Australia selain di Indonesia. Mereka puas. Dan mereka juga mem-upload acara mereka dengan men-tag toko kami,” ujar Fosa.
Pemilik fosasieshop ini mengatakan bahwa dirinya tidak hanya menyediakan baju adat untuk bayi saja, tapi juga anak hingga dewasa. Bahkan, mulai dari ukuran S hingga XXL.
“Untuk harga baju adat Jawa lelaki satu set itu mulai Rp235 ribu untuk ukuran S hingga Rp325 ribu untuk ukuran jumbo, seperti XL dan XXL. Sedangkan, baju adat Jawa perempuan itu mulai dari harga Rp155 ribu hingga Rp295 ribu,” imbuh Fosa.
Pewarta: Anggarini Paramita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018