Jakarta (ANTARA News) - Pengunjuk rasa yang semula hendak menyampaikan tuntutannya mengenai realisasi anggaran pendidikan 20 persen dari APBN/APBD di depan Istana Merdeka Jakarta, Kamis, digiring menjauhi istana tersebut oleh petugas kepolisian seiring kedatangan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin. Sekitar 100 massa yang berasal dari sejumlah elemen mahasiswa itu, seperti, Front Mahasiswa Nasional (FMN) dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), dikawal oleh satu unit mobil patroli kepolisian dan satu truk yang berisikan personel kepolisian. Massa itu digiring ke arah Jalan Thamrin sembari mereka tetap meneriakkan yel-yel dan umbul-umbul yang didominasi warna merah. Dalam orasinya, salah seorang pengunjuk rasa mengatakan anggaran pendidikan tidak pernah mencapai 20 persen sesuai amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, demikian pula dengan rencana pengesahan RUU Badan Hukum Pendidikan (BHP) akan mengesahkan praktik bisnis pendidikan, pengekangan, kebebasan berpendapat dan berorganisasi di sekolah. "Oleh karena itu, kami menuntut direalisasikannya anggaran pendidikan 20 persen dari APBN/ABPD dan menolak RUU BHP," katanya. Sementara itu, sejumlah aparat kepolisian tampak berjaga-jaga sejak Kamis (6/9) pagi di di depan Istana Merdeka yang sudah menjadi tempat langganan aksi unjuk rasa.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007