Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyatakan belasungkawa dan keprihatinan yang mendalam terhadap korban dan keluarga korban pada musibah jatuhnya pesawat terbang Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang di Kawarang, Jawa Barat, pada Senin pagi.

Bambang Soesatyo juga meminta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan serta Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (BNPP dan KNKT) untuk segera melakukan tindakan penyelamatan dan evakuasi terhadap korban, serta melakukan penyelidikan terhadap penyebab terjadinya kecelakaan pesawat tersebut.

Politisi Partai Golkar ini juga mendorong Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai regulator untuk mengoptimalkan pelaksanaan "ramp check" (pemeriksaan kelaikan pesawat) sebelum terbang secara rutin.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kata Bambang, agar rutin menginformasikan kondisi cuaca terkini kepada Air Traffic Control (ATC) di bandara serta pilot pesawat.

Sebelumnya, diberitakan pesawat Lion Air JT- 610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang membawa sebanyak 189 orang penumpang dan awak pesawat tersebut dipastikan jatuh di Karawang, Jawa Barat, Senin pagi.

Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Muhammad Syaugi pada jumpa pers bersama KNKT di kantor Basarnas, Jakarta, Senin, menyampaikan kronologis menjelang jatuhnya pesawat.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pada pukul 06:21 WIW, pesawat Lion Air JT- 610 take off dari Bandara Soekarno-Hatta menuju ke Pangkalpinang, Bangka Belitung. Kemudian, pada pukul 06:33 WIB kehilangan kontak dengan Air Traffci Control (ATC) Bendara Soekarno-Hatta. Pada pukul 06:50 WIB Basarnas menerima laporan dari ATC bahwa pesawat Lion Air JT- 610 rute Jakarta-Pangkalpinang mengalami hilang kontak.

Baca juga: Keluarga penumpang Lion Air mengharapkan keajaiban
Baca juga: YLKI pertanyakan kecacatan pesawat baru Lion Air
Baca juga: DPR sampaikan belasungkawa musibah Lion Air
Baca juga: PBNU sampaikan dukacita atas jatuhnya Lion Air JT 610

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018